Bacaan: 1 Samuel 8:1-22

Tetapi, anak-anaknya itu tidak mengikuti jejak ayah mereka. Mereka berpaling pada keuntungan semata, menerima suap, dan memutarbalikkan keadilan.

(1 Sam. 8:3)

“Mirip ya dengan ayahnya atau ibunya!” adalah kalimat yang sering kita dengar saat melihat seorang anak dari orang yang kita kenal dekat. Kadang, tidak hanya rupa, tetapi juga sering kali dalam hal karakter, bahkan sampai masalah ketertarikan terhadap isu- isu tertentu, misalnya isu keadilan, isu perlindungan anak, dan sebagainya. Peribahasanya, buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.

Orang Israel menghadap Samuel yang dikenal sebagai nabi yang takut akan Tuhan. Mereka menyatakan kekecewaan atas kedua anak laki-laki Samuel, yakni Yoel dan Abia. Kedua anak Samuel, bagaikan buah yang jatuh justru jauh dari pohonnya. Hakim Yoel dan Abia tidak mengikuti jejak ayah mereka dan mencari keuntungan sendiri! Samuel terpaksa megikuti keinginan bangsa Israel, untuk mengganti kedua hakim itu dengan seorang raja. Samuel kecewa! Hidup kita memang kadang menyuguhkan hal yang luar biasa. Orang tuanya baik, eh kok anaknya tidak baik. Orang tuanya memiliki pernikahan langgeng, eh anaknya kok bercerai. Sebagai manusia, tentu ada rasa kecewa. Belum lagi kalau hal buruk itu menjadi perbincangan di komunitas kita. Sakitnya hati kita! Tetapi, itulah realitas hidup kita. Meski berat, kita harus tetap tegar dan menerima, memang buah tak selalu jatuh dekat dengan pohonnya.

DOA:

Bapa, kami selalu berharap hal-hal baik menjadi bagian dari keluarga kami, teladan kami diikuti oleh anak-anak kami. Namun jika saat ini realitasnya berbeda, obatilah rasa kecewa kami dan pulihkanlah keluarga kami di dalam Engkau. Amin.