1 Timotius 4:12-16

Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya ….

(1 Timotius 4:12)

Banyak orang yang menggunakan media sosial untuk memengaruhi orang lain. Ada yang menawarkan produk, ada yang mengampanyekan isu-isu sosial, ada pula yang mengajak netizen untuk melakukan pola hidup tertentu. Orang-orang ini biasanya disebut dengan istilah influencer atau pemengaruh. Yang menarik, kebanyakan influencer ini adalah anak-anak muda, dengan follower yang juga anak muda. Jumlah follower yang banyak membuat mereka bisa memengaruhi orang lain. Namun, terkadang ada influencer yang memberikan pengaruh buruk bagi follower-nya, mulai dari menawarkan produk dengan menipu, menampilkan gaya hidup hedon, mewajarkan prank yang berlebihan, hingga mem-posting konten berbau pornografi. Bukannya mengajak pengikutnya untuk melakukan hal yang positif, para influencer ini malah memberi pengaruh negatif.

Orang muda Kristen diajarkan untuk menjadi influencer yang positif. Timotius diberi nasihat oleh Rasul Paulus untuk menjadi teladan bagi jemaat meskipun ia masih muda. “Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya …” (ay. 12). Paulus tahu bahwa Timotius masih muda, tetapi sebagai orang percaya, ia memiliki pengaruh bagi sesamanya. Karena itu, Rasul Paulus mengarahkan Timotius agar dapat memberi teladan bagi orang lain. Artinya, Timotius harus menjadi orang muda yang dapat menjadi influencer positif bagi orang-orang di sekitarnya.

Teens, sebagai murid Kristus, kamu adalah influencer. Kamu memang masih muda, tetapi kamu bisa menjadi teladan dan memengaruhi orang lain. Karena itu, bijaksanalah menggunakan media sosial. Kamu dapat belajar dari influencer muda yang memberikan pengaruh positif, seperti Jerome Polin atau Nex Carlos. Mungkin follower-mu tidak sebanyak mereka. Namun, sekecil apa pun tindakan dan perkataanmu di media sosial atau kehidupan sehari-hari, jadikanlah itu pengaruh positif bagi orang lain.