Mazmur 22:1-15

Kepada-Mu aku telah diserahkan sejak aku lahir, sejak dalam kandungan ibuku Engkaulah Allahku. Janganlah jauh dariku, sebab kesusahan telah dekat….

(Mazmur 22:11-12)

Ada kalimat menakjubkan yang konon terukir pada dinding sel tahanan di salah satu kamp konsentrasi Nazi pada Perang Dunia II. Dinding itu bertuliskan: “I believe in the sun, even when it is not shining. I believe in love, even when there’s no one there. I believe in God, even when He is silent.” Meskipun asal usulnya tidak dapat dilacak secara akurat, kalimat tersebut mencerminkan ketahanan spiritual yang luar biasa dari orang-orang yang mengalami penderitaan yang begitu mengerikan. Kalimat itu memperlihatkan pilihan untuk bertahan dalam iman dan pengharapan, bahkan ketika keadaan terasa begitu sulit dan menekan.

Mazmur 22 berisi ungkapan hati pemazmur di tengah keputusasaan yang dialaminya. Ia bukan hanya merasa sangat tertekan oleh karena keadaan, ia pun merasa ditinggalkan oleh Allah. Seruannya seakan- akan tidak didengar dan pertolongan tidak kunjung datang. Namun, dalam keputusasaannya itu, tampak bahwa pemazmur masih menaruh harapannya pada Tuhan. Allah yang hadir sejak ia ada dalam kandungan, adalah Tuhan yang tetap ia percaya menjadi sumber kekuatan. Dalam keadaannya yang menderita, pemazmur tetap mengarahkan hatinya pada Tuhan dan percaya Dialah sumber pertolongan.

Youth, ada kalanya kehidupan terasa sangat menekan. Pada situasi itu, kita pun dapat merasakan putus asa. Doa-doa kita terasa kering, seakan-akan tanpa jawaban. Saat kita mengalaminya, tetaplah berseru dan mengarahkan hati kepada Tuhan. Sekalipun kita tidak selalu bisa merasakannya, Allah tidak pernah berhenti hadir untuk menguatkan dan menolong kita.

1. Situasi apakah yang membuat pemazmur merasa tertekan dan putus asa?
2. Apa yang perlu dilakukan saat doa-doa kita terasa tanpa jawaban?

Pokok Doa: Harapan dan kekuatan di tengah keputusasaan.