Ayub 32

“Tetapi, roh yang di dalam manusia, dan napas Yang Maha Kuasa, itulah yang memberi kepadanya pengertian.”

(Ayub 32:8)

“Anak kecil tahu apa? Pulang sana!” kata seorang ayah saat anaknya menegurnya karena memasang taruhan di tempat ia biasa berkumpul dengan teman-temannya. Beberapa hari kemudian ia mendengar kedua orangtuanya bertengkar. Ibunya marah besar karena ayahnya menghabiskan uang bulanan untuk berjudi. Sejak saat itu, ibunya tidak percaya lagi terhadap ayahnya dan kakak tertuanyalah yang dipercaya mengelola keuangan keluarga. Sang ayah jauh lebih tua dari anaknya, tetapi sikapnya tidak lebih bijak.

Dalam bacaan kita muncul tokoh baru, yakni Elihu. Elihu digambarkan sebagai sosok anak muda yang telah lama ingin ikut bicara, tetapi menahan diri karena menghormati Ayub dan ketiga sahabatnya. Setelah Ayub dan sahabat-sahabatnya tidak berbicara lagi, ia mengungkapkan semua kritiknya, baik terhadap Ayub maupun ketiga sahabatnya. Elihu marah terhadap Ayub karena Ayub menganggap dirinya lebih benar dari Allah, juga kepada ketiga sahabatnya karena mempersalahkan Ayub serta tidak dapat memberi sanggahan saat Ayub menggugat Allah. Sesungguhnya, Elihu berharap banyak pada keempat orang yang usianya jauh lebih tua itu. Namun, ia menyadari bahwa yang lebih tua belum tentu lebih berpengertian, sebab yang memberi pengertian kepada seseorang bukanlah usianya, melainkan roh dan napas Allah yang ada dalam dirinya.

Teens, usiamu yang muda juga tidak menjadi penghalang bagimu untuk bersikap bijak dan memperoleh pengertian. Seperti yang dikatakan Elihu, pengertian berasal dari roh dan hikmat. Selain itu, seperti yang dilakukan Elihu juga, pengertian dapat diperoleh dari kesediaan untuk mengamati dan mendengarkan, serta berbicara pada waktu yang tepat. Meski usiamu masih muda, latihlah dirimu untuk terbuka mengamati, mendengarkan, serta mencari hikmat Tuhan agar dirimu beroleh pengertian.