
MENJAGA UCAPAN
Ayub 2:1-10
“… Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?” Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya.
(Ayub 2:10)
Kiki sedang bernyanyi: “Hati-hati, mulutku yang kecil! Hati-hati, mulutku yang kecil! Tuhan yang melihatmu amat sayang padamu. Hati-hati, mulutku yang kecil!” Mama berkata, “Lagu ini berpesan agar kita selalu menjaga ucapan kita.”
Adik-adik, mari kita baca Ayub 2:1-10! Pak Ayub adalah seorang yang menjaga ucapannya agar tidak berbuat dosa. Ia ditimpa kesusahan baru. Ia menderita penyakit bisul di seluruh tubuhnya. Mulai dari telapak kaki sampai ke puncak kepal- anya dipenuhi dengan bisul yang busuk. Lalu ia duduk di tengah-tengah abu. Ia mengambil beling untuk menggaruk-garuk badannya. Istrinya menyuruh dia mengutuki Allah. Pak Ayub menegur istrinya. Meski Pak Ayub mengalami banyak musibah, ia tidak mengucapkan kata-kata yang melawan Allah. Ia tidak berbuat dosa dengan bibirnya. Ia menerima apa yang baik dan tidak baik yang diizinkan Allah terjadi padanya.
Adik-adik, mari meneladani Pak Ayub. Meski ditimpa musibah, Ia menjaga ucapannya pada Allah agar tidak sampai berbuat dosa. Mari berhati-hati menggunakan mulut kita.
Doa: Bapa yang di surga bimbinglah aku agar setiap ucapanku tidak melawan kehendak-Mu.
Dalam nama Tuhan Yesus, aku berdoa. Amin.
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama