1 Tawarikh 21:1-17

Lalu berkatalah Daud kepada Allah, “Aku telah sangat berdosa karena melakukan hal ini. Sekarang, singkirkanlah kiranya kesalahan hamba-Mu, sebab aku telah bertindak sangat bodoh.”

(1 Tawarikh 21: 8)

 

 

 

Tindakan seorang pemimpin memberi pengaruh kepada orang lain, dalam hal yang baik maupun buruk. Demikian juga dosa yang dilakukan oleh seorang pemimpin tidak hanya berdampak bagi dirinya sendiri, melainkan juga bagi orang lain. Menyadari hal ini maka seorang pemimpin dalam lingkup apa pun dan di mana pun ia memimpin, harus bersikap rendah hati di hadapan Allah.

 

Pada suatu saat dalam kehidupan Daud setelah menjadi raja Israel dan mengalami masa damai selama bertahun-tahun, ia memutuskan untuk menghitung jumlah penduduk Israel. Dengan kata lain, ia ingin melakukan sensus. Menghitung jumlah penduduk atau melakukan sensus bukanlah hal yang salah. Dalam Kitab Keluaran, Allah memberikan perintah mengadakan sensus untuk menghitung orang yang berumur di atas dua puluh tahun dalam keperluan pembangunan Bait Allah. Setiap orang akan memberikan setengah syikal. Yang kaya tidak akan memberi lebih banyak, yang miskin tidak akan memberi lebih sedikit. Namun tidak demikian halnya dengan Daud. Daud menghitung orang-orang dengan alasan yang salah. Daud ingin mengetahui kehebatan dirinya dan betapa hebatnya Israel setelah ia menjadi raja. Ini bukan tentang betapa hebatnya Allah, ini tentang betapa hebatnya Daud. Ini adalah kegagalan yang sangat besar.

 

Youth, dampak dosa seorang pemimpin terhadap orang-orang yang dipimpinnya tidak bisa dianggap remeh. Kesungguhan seorang pemimpin di hadapan Tuhan Yang Mahakudus memberi dampak terhadap orang-orang yang dipimpinnya. Bermegahlah hanya di dalam Tuhan.

 

 

 

1. Apa nasihat Yoab kepada Daud?
2. Hal apakah yang biasanya membuat seseorang bermegah tanpa Allah?

 

 

Pokok Doa: Menjaga perilaku yang tak bercela sebagai pemimpin.