Lukas 19:1-10

Zakheus pun segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita.

(Lukas 19:6)

Ada banyak hal yang dapat membuatmu merasakan kebahagiaan, misalnya saat kamu menerima kado ulang tahun dari temanmu. Kamu merasa bahagia karena merasa diingat dan dihargai. Ada juga yang merasa bahagia ketika mendapatkan nilai yang baik setelah belajar dengan sungguh- sungguh atau memenangkan perlombaan. Namun, sayangnya, kebahagiaan itu hanya dirasakan sebentar atau sementara. Setelah beberapa waktu, rasa bahagia perlahan memudar. Inilah perbedaan antara kebahagiaan dan sukacita. Kebahagiaan tergantung pada situasi yang terjadi, sedangkan sukacita tidak terikat pada situasi tertentu saja. Sukacita juga membuatmu menemukan kasih Tuhan dan bertumbuh di dalam iman.

Teens, ketika Zakheus menerima Tuhan Yesus untuk datang ke rumahnya, ia merasakan sukacita, bukan sekadar kebahagiaan. Sukacita ini membuat Zakheus melakukan tindakan besar yang berdampak bagi banyak orang di sekitarnya. Sukacita itu hadir karena penerimaan Tuhan Yesus terhadap dirinya, yang mendorongnya untuk melakukan hal-hal baik. Dalam sukacitanya, ada kebahagiaan karena Tuhan Yesus mau mengunjungi rumahnya dan makan bersamanya. Melalui sukacita yang Zakheus rasakan, Tuhan mengubah hatinya dan membuatnya melakukan pekerjaan baik untuk memuliakan nama Tuhan.

Teens, sukacita tidak hanya berhenti pada dirimu sendiri. Sukacita bukan sekadar perasaan senang dan berharga. Sukacita tinggal di dalam dirimu dan mengubahmu dari buruk menjadi baik, serta dari baik menjadi lebih baik. Perubahan itu diarahkan untuk memuliakan Allah. Sukacita melekat pada dirimu karena iman percaya kepada Allah. Sukacita di dalam Tuhan tentulah indah dan melegakan. Seperti Tuhan Yesus yang mengundang Zakheus merasakan sukacita, Ia pun mengundang kamu untuk bersukacita dan bertumbuh dalam iman.