2 Korintus 8:1-7

Selagi dicobai dengan berat dalam berbagai penderitaan, sukacita mereka meluap, dan meskipun mereka sangat miskin, mereka kaya dalam kemurahan.

(2 Korintus 8:2)

 

 

 

Nirmala Toppo, seorang wanita muda dari India, tumbuh dalam keluarga miskin di sebuah desa kecil di negara bagian Jharkhand yang juga miskin. Meski hidup dalam segala keterbatasan, Nirmala sangat murah hati dan penuh kasih pada orang lain. Ia suka berbagi makanan dari hasil panen keluarganya, yang sebenarnya terbatas, kepada para lansia atau anak-anak yatim piatu di desa. Setiap kali keluarganya mendapatkan hasil panen atau sedikit uang dari pekerjaannya, Nirmala selalu menyisihkan sebagian untuk mereka yang lebih membutuhkan, meski itu berarti ia dan keluarganya harus hidup lebih sederhana.

 

Rasul Paulus mendorong jemaat di Korintus untuk menumbuhkan sikap murah hati dan kesediaan untuk ikut terlibat dalam pelayanan bagi orang-orang yang membutuhkan. Paulus menggunakan contoh jemaat Makedonia, yang meskipun dalam keadaan miskin dan mengalami berbagai penderitaan, tetap bermurah hati dan bersukacita memberikan bantuan. Hal ini menunjukkan bahwa kerelaan dan kemurahan hati tidak bergantung pada keadaan jemaat, melainkan pada hati yang dipenuhi oleh kasih dan iman. Paulus mengajak jemaat di Korintus untuk mencontoh ketulusan kasih jemaat Makedonia dalam pelayanan kasih dan kemurahan hati mereka.

 

Youth, kisah Nirmala Toppo dan contoh jemaat Makedonia menunjukkan bagaimana orang-orang dengan segala keterbatasannya tetap bersedia berbuat baik bagi orang lain. Dari mereka kita belajar bahwa untuk bisa memberi dan berbagi, tak harus menunggu kaya. Dalam keadaan berkekurangan pun, seseorang bisa disebut kaya dalam kemurahan hati. Mari kita wujudkan kasih dan kemurahan hati pada sesama dalam keadaan apa pun.

 

 

1. Mengapa Rasul Paulus memuji jemaat Makedonia?
2. Bagaimana caramu berbagi dengan apa yang kamu miliki saat ini?

 

 

Pokok Doa: Mohon kepada Tuhan agar ditumbuhkan kemurahan hati pada sesama dalam segala keadaan.