MELIHAT SECARA UTUH
Bacaan: Ayub 25:1 – 26:14

“Sesungguhnya, semuanya itu hanya ujung-ujung jalan-Nya; betapa lembutnya bisikan yang kita dengar dari-Nya! Siapa dapat memahami guntur kuasa-Nya?”
(Ayub 26:14)
“Aduh, kaki ini sulit sekali digerakkan. Berat rasanya untuk melangkah,” kata Oma Renata dengan sedih. Berbagai kegiatan tidak dapat lagi ia ikuti. Dahulu, Oma Renata sangat aktif melayani. Kini, ia lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Hidupnya terasa suram. “Mengapa saya harus menerima penderitaan ini?” tanya Oma Renata kepada sahabat- sahabatnya.
Sahabat Senior, sering kali kita merasa sedih dengan keadaan kita saat ini. Bahkan, terkadang kita kecewa terhadap Allah. Ayub pernah mengalaminya. Berbagai penderitaan hidup menimpanya. Bahkan, teman-temannya menyalahkannya. Namun, Ayub mengajak kita untuk melihat hidup secara utuh— bukan hanya ujung-ujungnya, bukan hanya keadaan saat ini. Allah telah begitu baik sepanjang hidupnya. Saat ini, meskipun tidak menyenangkan, kebaikan-Nya pasti akan tetap terlihat. Oleh karena itu, kita perlu mendengar dan merasakan tuntunan tangan Allah yang penuh kasih. Meskipun terkadang tidak terlihat dengan jelas, tetapi Allah ada dan terus berkarya dalam hidup kita.
Melihat kehidupan secara utuh membuat kita mampu tetap bersyukur, sekalipun saat ini kita mungkin berada dalam situasi yang tidak menyenangkan. Dengan melihat secara utuh, kita dapat memandang suka dan duka sebagai cara Tuhan membentuk kita.
DOA:
Tuhan, terima kasih untuk suka dan duka serta tawa dan air mata dalam hidup kami. Kami percaya itu semua membawa kebaikan bagi hidup kami. Amin.
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 75.000,-/tahun
Rp. 12.500,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama