
HIKMAT DAN PENGERTIAN
Bacaan: Mazmur 49:2-21

Mulutku akan mengucapkan hikmat, dan renungan hatiku memberi pengertian.
(Mazmur 49:4)
Socrates, seorang filsuf Yunani, didatangi oleh seorang teman yang konon membawa sebuah berita besar. Namun, sebelum sang teman membuka mulut, Socrates berkata, “Sebelum kamu bercerita, jawab dulu pertanyaanku. Apakah kamu yakin akan kebenaran cerita itu? Apakah yang akan kamu katakan adalah sesuatu yang baik? Apakah berita itu berguna bagi saya? Jika jawabannya tidak, maka kamu tidak perlu menceritakan hal itu kepada saya sama sekali.”
Pemazmur adalah seseorang yang telah mengalami banyak peristiwa dalam kehidupannya. Manis atau getir, pulih atau luka, kelimpahan atau kekurangan—dia telah melalui semuanya. Ia melihat bahwa salah satu sikap penting dalam merespons semua peristiwa tersebut adalah dengan menyaring apa yang akan ia pikirkan dan apa yang akan ia katakan. Ia berjanji bahwa ia hanya akan memperkatakan hikmat dan merenungkan serta memikirkan pengertian.
Sahabat Senior, mari kita belajar dari pemazmur dan Socrates yang memasang saringan di bibir dan hati. Dengan demikian, perkataan yang keluar dari mulut kita layak untuk didengar dan dapat membangun. Kita juga perlu menyaring hal-hal baik untuk direnungkan, sehingga kita dapat merasakan kebaikan Tuhan serta mengalami kedamaian di usia lanjut ini.
DOA:
Bapa, terima kasih untuk hikmat yang Engkau beri. Biarlah seperti Kristus, kami memilih untuk berkata dan berpikir sesuai hikmat-Mu. Amin.
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 75.000,-/tahun
Rp. 12.500,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama