Amsal 9:1-6

Hikmat telah mendirikan rumahnya, menegakkan ketujuh tiangnya.

(Ams. 9:1)

Ada beberapa macam kecerdasan yang mempengaruhi karakter manusia, di antaranya adalah kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual. Seseorang yang memiliki kecerdasan spiritual akan mampu memaknai sesuatu dan hubungannya dengan dunia tempatnya hidup. Dia mampu bertanggung jawab dan menerapkan nilai-nilai positif dalam kehidupannya. Oleh karena itu, kecerdasan spiritual bisa disamakan dengan hikmat.

Amsal 9:1-6 memberikan gambaran yang menarik tentang hikmat. Penulis Amsal mempersonifikasikan hikmat sebagai seseorang yang menyiapkan rumah dan jamuan istimewa bagi orang yang mau datang memenuhi panggilannya. Hikmat seperti seorang tuan yang menyuruh pelayan-pelayan perempuannya untuk memanggil orang-orang yang tidak berakal budi untuk masuk ke dalam rumahnya dan meninggalkan kebodohannya. Orang yang mau menerima panggilannya adalah orang yang beruntung karena akan menikmati jamuan istimewa yang telah disiapkan. Makanan dan minuman yang disediakan oleh hikmat menggambarkan segala hal baik yang akan didapatkan oleh orang yang memenuhi undangan hikmat.

Youth, setiap kita pun dipanggil untuk menanggapi undangan hikmat. Kita diberi kebebasan untuk menerima atau menolak undangan yang ditawarkan oleh hikmat. Namun kita membutuhkan hikmat jika ingin mengalami kehidupan yang baik. Di usia kita yang masih muda, kita harus belajar menjadi pribadi yang berhikmat, agar kita tidak membuang waktu yang berharga untuk hidup dalam kebodohan.

1. Apa saja personifikasi hikmat yang dapat kita temukan dalam kitab Amsal?
2. Tantangan apa yang menghalangi kita menemukan hikmat kehidupan?

Pokok Doa: Kebijaksanaan dalam hidup.