1 Petrus 3:8-12

Dan janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki, tetapi sebaliknya, hendaklah kamu memberkati ….

(1 Petrus 3:9)

Cry, the Beloved Country adalah novel klasik karya Alan Paton yang berlatar belakang Afrika Selatan pada era apartheid. Novel ini menggambarkan konflik sosial, rasial, dan moral melalui perjalanan para tokohnya. Secara khusus, seorang pendeta tua pedesaan, Stephen Kumalo. Ia datang ke kota besar untuk mencari putranya dan membantu menyelesaikan permasalahan adiknya. Namun, ternyata putranya sedang menghadapi persidangan atas pembunuhan seorang pria kulit putih; yang ironisnya sangat peduli terhadap penderitaan penduduk asli Afrika Selatan. Ia juga harus berhadapan dengan ayah dari sang korban. Di tengah tragedi dan perbedaan sosial yang terjadi, kedua ayah ini mengalami perjalanan panjang untuk sampai pada rekonsiliasi, bukan hanya di antara mereka, melainkan juga di dalam diri mereka sendiri.

Surat Petrus mengingatkan kita untuk hidup dalam kasih, kesatuan, dan perdamaian. Meskipun kita sering kali menghadapi konflik dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak boleh membalas kejahatan dengan kejahatan. Sebaliknya, kita perlu berusaha untuk hidup damai dan menghindari melukai orang lain. Tuhan menginginkan kita hidup dalam kasih dan merasakan damai sejahtera dari Tuhan yang memelihara hidup kita.

Youth, sering kali banyak hal membuat kita memperlakukan orang lain bukan sebagai sesama kita, melainkan musuh yang mengancam keberadaan kita. Kita berusaha menyingkirkan orang lain demi kesejahteraan diri kita sendiri. Karena itulah, kedamaian semakin jauh dari hidup dan dunia kita. Youth, Tuhan memanggil kita untuk memberkati dan mengasihi orang lain. Mari, jadikan ini sebagai tujuan utama hidup kita. (YS)

1. Apa arti nasihat untuk tidak membalas kejahatan dengan kejahatan?
2. Mengapa kita sulit memberkati mereka yang berlaku jahat terhadap kita?

Pokok Doa: Mengasihi dan memberkati mereka yang tidak baik kepada kita.