Amsal 18:6-12

Bibir orang bebal menimbulkan perbantahan, dan mulutnya berseru meminta pukulan.

(Amsal 18:6)

Youth, pernahkah kamu mendengar istilah keyboard warrior? Istilah tersebut merujuk pada seseorang yang membuat unggahan kasar atau agresif di internet. Biasanya, identitas asli orang tersebut disembunyikan. Para keyboard warrior ini berani berkata kasar, menghina, atau memprovokasi secara daring untuk memancing reaksi orang lain karena mereka merasa “aman” di balik layar. Mereka sering bersembunyi di balik nama samaran atau akun anonim. Padahal, dampak dari perilaku tersebut bisa sangat besar terhadap mental dan kehidupan seseorang, bahkan ada yang sampai melakukan tindakan bunuh diri.

Amsal sering kali membedakan antara orang bijak dan orang bebal berdasarkan karakteristiknya masing-masing. Salah satu ciri orang bebal adalah ketidakmampuannya mengolah dan mengendalikan kata-katanya. Amsal mengingatkan kita bahwa perkataan memiliki kekuatan besar. Kata- kata yang sembrono dapat menimbulkan konflik, menghancurkan hubungan, dan membawa malapetaka bagi diri sendiri maupun orang lain. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati dengan ucapan kita.

Youth, kita dipanggil untuk menjadi pembawa damai, baik di dunia nyata maupun maya. Dalam era ini, penggunaan media sosial telah menjadi bagian dari kehidupan kita. Namun, hendaknya kita menggunakannya sebagai sarana untuk menyebarkan hal-hal positif, memberikan dorongan, dan membangun orang lain. Bersikaplah bijak dan rendah hati dalam merespons atau menyampaikan pendapat di media sosial. Jadikan media sosial sebagai tempat untuk menyampaikan kasih Kristus. Kita dapat menjadi teladan melalui cara kita berkomentar atau merespons. Semoga kita tidak termasuk dalam kalangan orang bebal, ya, Youth. (YS)

1. Mengapa Amsal mengatakan bahwa orang bebal dibinasakan oleh mulutnya?
2. Apakah kita memikirkan dampak perkataan kita di media sosial?

Pokok Doa: Bijak dalam berkata-kata di media sosial.