24
Jun

MENGELUH KEPADA TUHAN

Ayub 19:1-22

Aku berseru minta tolong, tetapi tidak ada keadilan.

(Ayub 19:7)

 

 

 

Sejak perang Ukraina dan Rusia meletus, hingga disusul oleh peperangan Israel dan Hamas, kondisi kehidupan bangsa-bangsa pun terkena imbasnya, tak terkecuali Indonesia. Sekalipun Indonesia masih dalam kondisi membaik, rintihan kesedihan dari setiap korban tak bisa dikesampingkan begitu saja. Bagaimanapun, jeritan duka karena kehilangan banyak hal menjadi luka mendalam dalam tragedi kemanusiaan. Bagaimanakah manusia tetap tegak di tengah terpaan penderitaan yang mendalam seperti itu?

 

Dalam kisah di Alkitab, Ayub pun mendapatkan banyak kemalangan. Anaknya mati, istrinya pergi, harta bendanya habis, dan kawan-kawannya tidak membelanya. Rintihan demi rintihan tergaung kuat dalam pasal 19 ini. Di satu sisi, ratapannya seolah menunjukkan tanda-tanda keputusasaan atas segala penderitaan yang begitu berat. Di sisi lain, curahan hati kepada Allah tergambar kuat. Bahwasanya, dalam kemalangan tersebut, justru makin nampak Ayub menggugat, mempertanyakan, sekaligus menyatakan keluhan yang mendalam kepada Allah. Hal ini menjadi penting. Mengapa? Karena mengeluh kepada TUHAN yang tak terselami juga adalah bentuk iman. Iman bukan hanya berbicara saat kondisi baik dan selalu percaya kepada-Nya. Namun, bertanya, bergumul, dan berjibaku dengan penderitaan bersama Allah adalah bentuk iman.

 

Youth, iman seyogyanya terus bertumbuh. Bukan hanya bertumbuh saat mengalami kemurahan Tuhan, tetapi iman juga akan semakin kokoh ketika berada di tengah terpaan ombak dan badai yang dahsyat. Iman yang benar adalah iman yang selalu bertanya kepada Tuhan. Dengan demikian, ia terus-menerus berelasi dengan Tuhan.

 

 

1. Bagaimanakah cara Ayub memperkokoh imannya?
2. Bagaimanakah caramu berkeluh-kesah kepada Tuhan?

 

 


Pokok Doa: Belajar untuk teguh dan tabah serta tetap beriman.

Multiple Ajax Calendar

June 2025
S M T W T F S
« May    
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
2930  

Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:

Rp. 70.000,-/tahun

Rp. 8.000,-/eksemplar


Pembayaran melalui:

Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua

A/C No. 165 0000 558743

a.n. Yayasan Komunikasi Bersama

Marketing


BCA Bidakara

A/C No. 450 558 9999

a.n. Yayasan Komunikasi Bersama


Persembahan Kasih melalui:

BCA Bidakara

A/C No. 450 305 2990

a.n. Yayasan Komunikasi Bersama