2 Tawarikh 8:12-15

Lalu Salomo mempersembahkan kurban bakaran bagi TUHAN di atas mezbah TUHAN yang didirikannya di depan serambi Bait Suci.

(2Tawarikh 8:12)

Dalam film Wall Street, Gordon Gekko digambarkan sebagai seorang kapitalis kaya yang sangat ambisius dan agresif. Ia bisa menggunakan strategi bisnis yang kotor dan tidak bermoral demi meraih kesuksesan dan keuntungan pribadinya. Ia percaya bahwa kesuksesan didefinisikan oleh akumulasi kekayaan dan kekuasaan. Ia tidak segan-segan mengorbankan orang lain untuk mencapainya. Baginya, keserakahan adalah kekuatan pendorong utama di balik inovasi, kemajuan, dan kesuksesan ekonomi. Kutipan terkenalnya adalah: “Greed is good“.

Youth, sebagian besar kita seringkali tergoda untuk juga mengejar dan memiliki kekayaan yang berlipat ganda. Kita mengidentikkan kekayaan tersebut dengan keberhasilan hidup kita. Kita menjadi serakah dan rakus akan kekayaan. Demi itu, kita bahkan tidak peduli terhadap orang lain dan menjadi sewenang-wenang. Namun, tidak demikian halnya dengan Salomo dalam teks bacaan kita hari ini. Sebagai raja yang berhasil dan berlimpah akan kekayaan, Salomo tetap taat kepada perintah TUHAN dalam membangun dan melayani rumah TUHAN. Raja Salomo dengan setia melaksanakan perintah TUHAN terkait kurban bakaran dan pelayanan di rumah TUHAN. Salomo mempersembahkan kurban sesuai dengan hukum yang telah diberikan, dan ia tidak melanggar ketetapan TUHAN.

Youth, kekayaan dan kekuasaan adalah alat untuk melayani Tuhan dan sesama. Dalam ambisi kita untuk mencapai keberhasilan finansial, kiranya itu tidak membuat kita mengorbankan orang lain dan diri sendiri. Jika kemudian kita mendapatkan kekayaan dan kekuasaan tersebut, marilah kita pakai untuk memuliakan Tuhan dan membawa kebaikan bagi sesama kita. (YS)

1. Apa yang mendorong Salomo untuk membangun rumah Tuhan?
2. Bagaimana cara kita dalam menggunakan kekayaan untuk memuliakan Tuhan?

Pokok Doa: Bijaksana dalam menggunakan kekayaan dan kekuasaan.