Amsal 8:4-21

… Karena hikmat lebih berharga daripada permata….

(Amsal 8:11)

Seorang anak bertanya kepada guru Sekolah Minggu, “Kak, bukankah Allah hanya melarang Adam dan Hawa makan buah pengetahuan yang baik dan benar? Berarti buah kehidupan boleh dimakan, dong?” Sang guru pun menjawab, “Benar, apabila Adam dan Hawa memilih buah kehidupan daripada buah pengetahuan yang baik dan benar, mungkin mereka akan tetap di Taman Eden bersama Tuhan.”

Amsal mencatat banyak sekali ungkapan yang mengajak seseorang untuk mengejar pengetahuan dan hikmat. Pengetahuan jelas sangat penting, karena pengetahuan menuntun seseorang untuk memahami perkara-perkara yang membawa kepada kebenaran dan kesalahan. Pengetahuan selalu memiliki dimensi untuk mengungkapkan yang tidak terlihat, membuka yang tersembunyi. Pengetahuan menuntun akal budi untuk melihat dunia jauh lebih lengkap dan lebih utuh. Namun, bagi Amsal, pengetahuan saja belum cukup. Pengetahuan harus diiringi dengan hikmat. Hikmat adalah kebijaksanaan dalam menentukan keputusan dari sekian banyak pilihan, sekaligus meresapi atau mensyukuri setiap risiko yang ada. Hikmat selalu melangkah jauh ke depan, bukan hanya berangkat dari pengetahuan akan kebenaran yang terlihat di depan mata, tetapi juga menyelami kehidupan secara lengkap dan utuh, sampai akhirnya menemukan bagian terbaik dari setiap pilihan.

Youth, kita boleh mempelajari berbagai pengetahuan. Bahkan saat ini ada begitu banyak cara bagi kita untuk memperoleh berbagai macam pengetahuan. Namun, ingat, pengetahuan saja tidak cukup. Kita juga harus mengejar hikmat. Dalam menyikapi berbagai macam hal, kita memerlukan hikmat agar tak salah jalan. Semakin kita berhikmat, semakin kita tahu yang terbaik dalam kehidupan kita bersama Tuhan.

1. Mengapa Amsal mengatakan bahwa hikmat lebih berharga daripada permata?
2. Pernahkah kamu mengambil keputusan yang tidak pernah kamu sesali?

Pokok Doa: Berhikmat dalam mengambil keputusan.