1 Samuel 2:11-17

Tetapi, anak-anak lelaki Eli adalah orang-orang durjana; mereka tidak mengindahkan TUHAN.

(1 Sam. 2:12)

 

 

 

Youth, pernahkan kalian mendapat teguran? Bagaimana rasanya setelah ditegur? Mereka yang merasa tidak terima dengan teguran akan cenderung merasa jengkel dan marah. Di sisi lain, ada juga yang kemudian merasa gagal dan kehilangan rasa percaya diri. Mendapat teguran memang tidak menyenangkan. Namun bukan berarti teguran itu tidak berguna.

 

Hofni dan Pinehas adalah anak Imam Eli yang perilaku hidupnya menimbulkan keresahan dan menjadi batu sandungan bagi banyak orang. Bahkan dalam 1 Samuel 2:11, mereka mendapat sebutan “orang-orang dursila”. Sebutan dursila ini bisa diartikan sebagai orang yang perilakunya buruk atau orang yang tidak berguna. Kejahatan apa yang sudah mereka lakukan hingga disebut demikian? Kejahatan mereka adalah mengambil kurban yang hendak dipersembahkan orang- orang untuk Tuhan. Para imam dan keluarganya memang berhak mendapat bagian dari kurban persembahan, tetapi mereka baru mendapatkannya setelah ritus pengurbanan selesai dilakukan. Namun Hofni dan Pinehas sering mengambilnya terlebih dahulu. Meskipun mereka adalah anak seorang imam dan tumbuh dalam lingkungan religius, ternyata hal ini tidak membuat Hofni dan Pinehas berkelakuan baik. Imam Eli adalah Imam Allah yang baik dan setia. Ia melayani Tuhan sepanjang hidupnya. Namun kelemahan Imam Eli yang utama adalah ia tidak mampu menegur dan bersikap tegas kepada anak-anaknya yang telah melakukan berbagai hal yang jahat.

 

Youth, melalui pengalaman anak-anak Imam Eli, kita dapat belajar bahwa teguran sebenarnya memiliki fungsi untuk mendidik. Melalui teguran yang diterima, kita punya kesempatan untuk mengevaluasi kesalahan dan memperbaiki diri kita. Meskipun tidak selalu menyenangkan, mari belajar mendengarkan teguran yang dapat mengubah perilaku kita.

 

 

1. Apa penyebab kejahatan anak-anak Imam Eli?
2. Bagaimana sikapmu saat menerima teguran?

 

 

Pokok Doa: Kerendahan hati untuk mendengarkan teguran.