Hosea 6:1-6

Sebab Aku menyukai kasih setia dan bukan kurban sembelihan; Aku menyukai pengenalan akan Allah, lebih daripada kurban bakaran.

(Hosea 6:6)

Setialah, setialah selama hidupmu. Ikuti jalan Tuhanmu dengan tetap teguh. Meski penuh derita di dalam dunia, tetapi jangan ‘kau gentar tetap setialah. Lirik tersebut adalah bait pertama dari lagu “Setialah, Setialah” yang terdapat dalam Nyanyikanlah Kidung Baru (NKB) Nomor 154. Kesetiaan kepada Tuhan adalah komitmen seumur hidup dan harus dijalani dengan konsisten, baik dalam suka maupun dalam duka dan penderitaan.

Nabi Hosea menegur bangsa Israel yang beribadah dengan kesetiaan palsu. Ia mengatakan bahwa kasih setia mereka seperti kabut pagi dan embun yang hilang pagi-pagi benar, di saat sinar matahari mulai menghangat. Mereka memang menyembah Allah, tetapi kesetiaan mereka juga bisa berubah dengan cepat. Mereka terpengaruh bangsa-bangsa lain dan ikut menyembah Baal, dewa yang dipercaya membawa kesuburan dan hujan. Tindakan tidak setia inilah yang mendukakan hati Tuhan. Semua ritual pemberian kurban bakaran hanya menjadi ritual yang sia-sia dan penuh kepalsuan di hadapan Tuhan. Dalam Hosea 6:6 dikatakan, “Sebab Aku menyukai kasih setia dan bukan kurban sembelihan; Aku menyukai pengenalan akan Allah, lebih daripada kurban bakaran.”

Teens, kasih setia kepada Allah ditunjukkan dengan kerinduan untuk mengenal Allah lebih dekat secara konsisten. Apakah kamu juga memiliki kerinduan untuk mengenal Allah dan makin mengasihi Allah dengan penuh kesetiaan? Apakah ibadahmu sudah mencerminkan kesetiaanmu kepada Allah? Hati-hati, jangan sampai kamu aktif dan sibuk di gereja, seolah-olah memberikan persembahan diri, tetapi semuanya itu hanyalah kepura-puraan untuk menutupi keburukan dirimu. Jika kamu terjebak dalam semua itu, marilah bertobat dalam pertobatan yang sejati dan carilah wajah-Nya!