
SELALU MERASA BENAR
Bacaan: Amsal 8:1-21

Karena hikmat lebih berharga dari pada permata;
apa pun yang orang inginkan tidak dapat menyamainya.
(Amsal. 8:11)
Ibu Retno waktu muda sering melakukan kesalahan dalam berkendaraan dan kena tilang. Walau sudah berkali-kali, ia selalu ceroboh dan tetap kena tilang. Setelah beberapa tahun, Ibu Retno sudah berubah. Ia menyadari kalau dirinya ceroboh. Ia ingin lebih berhati-hati, dan beberapa waktu berjalan, ia pun sudah hampir tak pernah kena tilang. Namun, beberapa hari yang lalu ia kena tilang, karena ia lupa menyalakan lampu depan mobil saat hari telah gelap. Ketika ditilang Ibu Retno berkata, “Lampu saya ada, bisa menyala, cuma saya lupa menyalakan ketika hari telah gelap”.
Sahabat Senior, rambu lalu lintas dibuat untuk keselamatan diri sendiri juga orang lain. Begitu juga dalam kehidupan ini, kita semua harus menaati peraturan demi kebaikan bersama. Ada orang-orang yang sengaja melanggar peraturan karena merasa ia tidak merugikan orang lain. Atau ada orang yang hidup sesuka diri sendiri dan tidak merasa bersalah. Tidak cukup hanya mempunyai pendidikan yang tinggi dan memiliki banyak ilmu pengetahuan. Tuhan ingin kita memiliki hikmat. Hikmat itu sangat berharga untuk hidup kita. Dengan hikmat kita dapat mengambil keputusan yang tepat dan tindakan yang benar. Orang yang berhikmat juga mau terus belajar memperbaiki diri.
DOA:
Tuhan, tak jarang kami merasa benar dan berpegang erat pada
pendapat kami sendiri. Ajar kami Tuhan untuk rendah hati mau
mengakui ketika kami melakukan kesalahan. Berikan hikmat pada
kami ya Tuhan agar kami selalu peka pada pimpinan-Mu. Amin.
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama