Pengkhotbah 1:1-11

Apa yang pernah ada akan ada lagi, dan apa yang pernah dibuat akan dibuat lagi; tak ada sesuatu yang baru di bawah matahari.

(Pengkhotbah 1:9)

 

 

 

 

Youth, kita mungkin merasa bahwa kita hidup di peradaban paling maju dan modern. Padahal, segala sesuatu yang terjadi di masa kini sebenarnya sudah pernah terjadi di masa yang lalu. Sesuatu yang dianggap baru oleh manusia, sesungguhnya adalah hal yang sudah diketahui oleh generasi di masa-masa sebelumnya. Beberapa situs atau prasasti dari masa lalu menunjukkan tingkat teknologi atau prinsip ilmiah yang sebanding dengan teknologi masa kini. Salah satunya adalah Antikythera Mechanism dari abad 100 SM yang ditemukan di Yunani. Alat mekanis ini digunakan untuk menghitung pergerakan benda langit, termasuk gerhana. Antikythera dianggap sebagai komputer analog pertama di dunia, yang prinsip kerjanya serupa dengan kalkulator mekanis modern.

 

Melalui ayat Alkitab yang kita baca, Pengkhotbah menunjukkan betapa terbatasnya pencapaian duniawi. Ia menyadari bahwa dalam kehidupan fana di bawah matahari, segala sesuatu terus berulang. Sekilas, hal ini seolah menunjukkan pandangan skeptis terhadap siklus kehidupan dan hal-hal di dunia yang bersifat monoton, berulang, dan tidak benar-benar baru. Di balik itu, ia hendak menyampaikan bahwa pencapaian manusia itu tidak berujung dan tidak bisa menghasilkan kepuasan yang sejati. Kebaruan sejati hanya dapat ditemukan dalam hubungan dengan Tuhan yang memberikan makna kekal.

 

Youth, firman Tuhan hari ini mengingatkan kepada kita bahwa manusia tidak akan pernah mencapai kepuasan dari hal-hal duniawi yang tidak berujung. Hanya firman Tuhan sajalah yang bisa membawa kebaruan dan kepuasan dalam hidup kita, memberikan arti dan tujuan yang melampaui keterbatasan dunia ini. (EDP)

 

 

1. Apa yang dimaksud dengan tak ada sesuatu yang baru di bawahmatahari?
2. Pernahkah kamu merasa kecewa dalam mengejar suatupencapaian?

 

 

Pokok Doa: Memusatkan diri kepada Tuhan sebagai sumber kebaruan sejati.