Roma 8:1-11

Sebab, hukum Roh yang memberi hidup telah memerdekakan engkau dalam Kristus Yesus dari hukum dosa dan hukum maut.

(Roma 8:2)

 

 

 

Kemerdekaan atau kebebasan adalah salah satu kebutuhan dasar setiap manusia di muka bumi. Namun demikian, tidak pernah ada kebebasan yang tanpa batasan. Kebebasan atau kemerdekaan orang lain adalah batas dari kebebasan atau kemerdekaan diri sendiri.

 

Penduduk Roma pada umumnya sangat menjunjung tinggi prinsip kemerdekaan. Mereka merasa bebas untuk melakukan apa saja, di mana saja, kapan saja. Tidak ada hukum yang melarang. Hal ini tampaknya menyenangkan untuk dilakukan. Orang Kristen di Roma pun tergoda untuk mengikuti pola hidup penduduk Roma. Namun Paulus yang juga adalah warga Roma, tahu betul bahwa semua itu semu belaka. Itu bukan kemerdekaan yang sejati. Bagi Paulus, kemerdekaan sejati hanya diberikan oleh Roh Kudus di dalam dan melalui Yesus. Kemerdekaan sejati tidak terikat pada semua belenggu kedagingan, sebaliknya mereka justru hidup dalam pimpinan Roh. Kedagingan tidak pernah menjadi tujuan hidup orang percaya, sebab semua yang bersifat daging itu fana. Hidup sejati yang merdeka adalah hidup di dalam dan oleh Roh.

 

Youth, salah satu tantangan besar yang dihadapi orang muda adalah keinginan untuk bebas sebebas-bebasnya. Namun melalui bacaan hari ini kita diingatkan bahwa tak ada kebebasan yang seperti itu. Kebebasan selalu berikat. Kita masih hidup dalam daging, itulah yang menjadi ikatan kita. Namun kita juga hidup oleh Roh, itulah yang memampukan kita untuk mengatasi keinginan daging yang membelenggu. Jadi, sesungguhnya kita sudah dimerdekakan oleh Roh. Cara hidup kitalah yang menjadi cerminan kemerdekaan itu.

 

 

 

1. Tantangan apa yang dihadapi jemaat Roma saat itu?
2. Kebebasan seperti apa yang kamu inginkan?

 

 

Pokok Doa: Agar tak ada penjajahan dalam bentuk apa pun di dunia.