Amsal 8:22-36

Karena siapa mendapatkan aku, mendapatkan hidup, dan TUHAN berkenan kepadanya.

(Amsal 8:35)

Ungkapan “menang banyak” menggambarkan seseorang yang melakukan usaha kecil tetapi mendapatkan hasil yang sangat banyak. Banyak orang mau “menang banyak” dalam berbagai hal yang dilakukan. Belajar sebentar tapi bisa juara kelas, latihan ringan tapi menang di perlombaan, bekerja santai tapi hasilnya berlimpah, dan masih banyak lagi. Tapi apakah mungkin itu terjadi?

Amsal hari ini mengatakan bahwa hikmat adalah permulaan segala pekerjaan Allah (ay. 22). Sebelum ada yang lain, hikmat telah lebih dulu ada (ay. 29). Bahkan hikmat disebut sebagai anak kesayangan TUHAN dan ikut bersama-sama dalam menjadikan segala sesuatu (ay. 30-31). Betapa agungnya Sang Hikmat. Ia pemilik segala sesuatu. Maka benarlah apa yang Kitab Amsal katakan bahwa “siapa mendapatkan aku, mendapatkan hidup, dan TUHAN berkenan kepadanya. Tetapi, siapa tidak mendapatkan aku, merugikan dirinya” (ay. 35-36). Ternyata dengan memiliki hikmat kita akan mendapatkan hidup. Bukankah ini berarti “menang banyak”? Jika kita sadar akan hal ini maka kita akan berani melepaskan hal lain untuk memperoleh hikmat. Kita perlu mengingat kembali bahwa permulaan pengetahuan adalah takut akan TUHAN. Orang yang takut akan TUHAN akan menjauhkan diri dari dosa. Ia akan berani meninggalkan keinginan duniawi untuk mendekat pada-Nya. Penulis Amsal juga menegaskan untuk tidak mengabaikan hikmat yang telah diperoleh, karena orang yang berbahagia adalah mereka yang mendengarkan hikmat, yang setiap hari menunggu pada pintunya, dan yang menjaga tiang pintu gerbangnya.

Teens, tentu kita ingin “menang banyak” pada hal-hal yang positif. Sang Hikmat dapat memberikannya jika kita mau mendekat pada Tuhan. Meninggalkan kebiasaan berbuat dosa dan berani memilih untuk berjalan bersama Tuhan akan membawa kita mendekat kepada sumber hikmat yaitu Tuhan.