1 Korintus 11:2-16

Namun, jika ada orang yang mau membantah, kami maupun jemaat-jemaat Allah tidak mempunyai kebiasaan yang demikian.

(1 Korintus 11:16)

 

 

 

Debat mungkin menjadi salah satu kegiatan yang sama tuanya dengan sejarah manusia. Bahkan debat semakin populer di dunia modern. Ada banyak hal yang dilakukan melalui perdebatan, bahkan dilombakan. Namun ada satu debat yang sedapat mungkin dihindari: debat kusir. Tiada guna.

 

 

Salah satu tantangan yang dihadapi masyarakat kota besar adalah gaya hidup. Demikian juga di Korintus. Jemaat di Korintus tak bebas dari sergapan gaya hidup yang ada pada saat itu. Yang menjadi persoalan dan harus diwaspadai adalah ketika gaya hidup itu memengaruhi perilaku ibadah. Paulus memperingatkan jemaat terkait dengan gaya hidup yang juga masuk dalam kehidupan mereka, yaitu mengenai rambut. Ada laki-laki yang membiarkan rambutnya panjang, dan ada perempuan yang tidak memakai tudung saat berdoa. Ibadah bagi Paulus, bukan sekadar ritual biasa yang dapat dilakukan begitu saja. Ibadah harus dilakukan dengan sungguh-sungguh dengan memperhatikan setiap aspek, termasuk penampilan. Mengenai hal ini Paulus bersikap tegas dan keras tanpa perdebatan, apalagi debat kusir sebab ia ingin agar ibadah umat dapat berlangsung dengan baik dan benar. Ibadah harus dilakukan dengan patut, bukan sekadar menuruti suka atau tidak suka.

 

Youth, berbeda pendapat itu baik, tetapi perlu disampaikan dengan cara yang baik, bukan sekadar berbantahan, apalagi debat kusir. Biasakan untuk menyampaikan pendapat dengan sopan, disertai argumen yang kokoh, bukan sekadar suka atau tidak suka. Apalagi dalam hal ibadah. Hal utama dalam setiap ibadah adalah kepatutan, ini yang harus selalu diingat dan dilakukan.

 

 

 

1. Mengapa para perempuan di Korintus enggan memakai tudung?
2. Mengapa orang abai terhadap kepatutan dan berkeras untuk melakukan apa yang dia mau?

 

 

Pokok Doa: Agar setiap ibadah dapat berlangsung baik.