Bacaan: Mazmur 30

Sebab sesaat saja Ia murka, tetapi seumur hidup ia murah hati; sepanjang malam ada tangisan, menjelang pagi terdengar sorak-sorai.

(Mazmur 30:6)

Oma Lina merasa lega saat melihat Sinta, anaknya menyiapkan sarapan untuk Brandon, cucunya yang akan berangkat ke sekolah. Malam sebelumnya, Oma Lina merasa sangat khawatir karena Sinta begitu marah pada Brandon yang tidak mematuhi nasihatnya. Namun, ternyata Sinta tidak menyimpan kemarahan hingga pagi harinya.

Pemazmur pernah merasakan amarah TUHAN. Bukan sekadar amarah, tetapi murka akibat pelanggarannya. Namun, murka Allah tidak berlangsung lama. Pemazmur bersaksi bahwa Allah itu penuh kasih dan kemurahan. Ia selalu bersedia mengampuni dan menerima kembali umat-Nya yang datang kepada-Nya dan bertobat. Ia selalu memberikan kesempatan kedua, ketiga, dan seterusnya. Ia tetap memelihara kehidupan umat-Nya setiap hari. Ia mengakhiri hukuman atas pelanggaran umat-Nya dengan memberikan sukacita yang lebih besar. Murka-Nya hanya sementara dan untuk kebaikan umat-Nya.

Sahabat Senior, seperti Sinta pada anaknya, kita semua pun pernah marah. Marah adalah salah satu bentuk emosi yang sangat manusiawi. Kita bisa marah saat melihat ketidakadilan, kejahatan, atau pelanggaran. Bahkan Yesus pun pernah marah. Namun, ingatlah untuk tidak menyimpan amarah pada orang lain karena kita telah terlebih dulu menerima kemurahan hati Tuhan. Meskipun banyak pelanggaran kita, kemurahan- Nya tetap nyata melalui pengampunan, penyertaan dan pertolongan-Nya.

DOA:

Ya Allah yang murah hati, ajar kami untuk juga bermurah hati pada orang-orang di sekitar kami dengan tidak menyimpan amarah pada mereka. Amin.