Bacaan: Wahyu 21: 15-22

Aku tidak melihat Bait Suci di dalamnya, karena Tuhan Allah, Yang Maha Kuasa, adalah Bait Sucinya, demikian juga Anak Domba itu.

(Wahyu 21: 22)

Selama masa kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai Gubernur DKI Jakarta, sistem pengaduan masyarakat di Balai Kota Jakarta mengalami pembaruan dan peningkatan. Ahok dikenal karena pendekatannya yang transparan dan tegas dalam menangani masalah publik. Semua warga diperbolehkan langsung datang menemuinya dan berbicara padanya tanpa perantara.

Rasul Yohanes memberikan gambaran penglihatannya tentang Yerusalem yang baru. Yohanes melihat kota yang mulia dan agung dengan segala kemegahannya. Namun, tak seperti di Yerusalem yang lama, tidak ada Bait Suci di Yerusalem yang baru. Hal ini menggambarkan bahwa Tuhan Allah dan Kristus (Anak Domba) adalah Bait Sucinya. Bait Suci yang dulu menjadi sarana pertemuan dan penyembahan melalui para imam, kini digantikan oleh kehadiran Tuhan dan Kristus di tengah-tengah umat-Nya. Ini menandakan kedekatan antara Tuhan dan umat-Nya tanpa perlu perantara.

Sahabat Senior, berbicara tanpa melalui sarana atau perantara menjadikan kita semakin dekat pada lawan bicara kita. Demikian juga, saat ini kita boleh berbicara kepada Tuhan tanpa perantara. Kehadiran Tuhan tidak dibatasi oleh situasi tertentu. Hubungan kita dengan Tuhan adalah hubungan pribadi yang tidak tergantung pada tempat, tetapi pada kehadiran dan karya Tuhan dalam hidup kita.

DOA:

Ya Tuhan, kami bersyukur karena Engkau begitu dekat dan kami boleh menghadap Engkau serta mengungkapkan segala sesuatu tanpa perantara. Amin.