Mazmur 93

Daripada gemuruh air yang besar, daripada pecahan ombak yang hebat, lebih hebat TUHAN di tempat tinggi.

(Mazmur 93:4)

Badai dahsyat membuat kapal yang ditumpangi Pak Kasto karam. Seumur hidup, baru kali ini ia merasakan ketakutan luar biasa saat melihat ombak setinggi tujuh meter menghantam kapal yang dinaikinya. Setelah terkatung-katung selama sehari semalam, Pak Kasto terdampar di sebuah pulau kecil tak berpenghuni. Ia bersyukur dapat selamat, tetapi setelah beberapa waktu ia berpikir, apakah badai yang menghantam hidupnya telah selesai? Apakah akan ada orang yang datang menolong? Dengan susah payah, ia membuat gubuk untuk berteduh. Namun, suatu hari gubuk kecil itu terbakar dan tidak dapat diselamatkan. Pak Kasto menangis karena merasa kehilangan segalanya. Ia merasa alam telah mengalahkannya dan mematahkan semangatnya. Dalam keputusasaan, tiba-tiba ia mendengar sebuah kapal datang. “Bagaimana kalian bisa sampai ke sini?” tanyanya kepada penyelamatnya. “Kami melihat tanda asapmu,” jawab mereka.

Pemazmur memakai kata air dan padanannya berkali-kali: arus banjir, gemuruh banjir, deru hempasannya (ayat 3); gemuruh air yang besar, pecahan ombak yang besar (ayat 4). Kata air, terlebih yang menunjuk pada air dalam seperti laut, menyimbolkan situasi yang tidak dapat dikendalikan, kekacauan, atau kuasa maut. Meskipun tantangan dan kesulitan mengacaukan serta mengancam, pemazmur mengingatkan bahwa kuasa TUHAN mengatasi itu semua.

Youth, terkadang kita merasa sedang berada dalam sebuah situasi yang sangat berat dan tak ada jalan keluar. Di saat seperti itu, kita perlu menenangkan hati, meyakini penyertaan-Nya, dan menghayati kuasa-Nya yang melebihi apa pun. Dengan kuasa-Nya, Tuhan sanggup memberi jalan keluar bagi kita.

1. Bagaimana pemazmur menggambarkan kuasa TUHAN?
2. Gelombang dan badai apa yang membuatmu takut saat ini?

Pokok Doa: Hati yang percaya pada kuasa Tuhan yang mengatasi segala
badai kehidupan.