Bacaan: Kisah Para Rasul 26:19-29

Paulus menjawab, “Aku tidak gila, Festus yang mulia! Sebaliknya, aku mengatakan kebenaran dengan pikiran sehat!

(Kisah Para Rasul 26:25)

Fanatisme sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, seperti fanatisme terhadap idola, agama, pilihan politik, dan sebagainya. Kata fanatisme berasal dari dua kata, yaitu fanatik dan -isme. Dalam bahasa Latin, fanatik disebut fanaticus. Dalam bahasa Inggris, kata tersebut diterjemahkan sebagai frantic atau frenzied, yang berarti kegilaan.

Orang-orang Yahudi berupaya membunuh Paulus. Ia dituduh menentang hukum Taurat dan dianggap menajiskan tempat suci dengan membawa orang-orang Yunani ke dalam Bait Allah. Tidak hanya menuduh Paulus, mereka juga melakukan berbagai tindak kekerasan terhadapnya. Namun, Paulus tidak membalas kekerasan dengan kekerasan. Meskipun di masa lalu ia pernah melakukan kekerasan terhadap murid-murid Kristus, cinta kasih Kristus telah mengubah hidupnya. Paulus menyatakan kepada Festus bahwa ia tidak gila, melainkan mengatakan kebenaran dengan pikiran sehat.

Sahabat Senior, di sekitar kita, berbagai bentuk kekerasan terjadi karena fanatisme terhadap berbagai ideologi, termasuk atas nama agama. Hari ini, kita diingatkan bahwa iman kepada Kristus harus didasari oleh kasih. Kasih menjadikan pikiran kita sehat dan menghindarkan kita dari melukai sesama. Mari menjadi pribadi yang semakin serupa Kristus dalam hidup sehari-hari.

DOA:

Bapa, Engkau adalah Kasih. Dalam Kasih-Mu kami dipelihara. Karena itu ajar kami beriman kepada-Mu hanya berdasarkan kasih sehingga kasih kami mengalir dalam kehidupan sehari-hari. Amin.