Mazmur 29

… TUHAN kiranya memberkati umat-Nya dengan sejahtera!

(Mazmur 29:11)

 

 

 

Steven McCornack, seorang pakar komunikasi, mengatakan bahwa suara memengaruhi tingkat kedekatan seseorang dengan orang lain. Dia membedakan suara tersebut dengan istilah horn effect dan halo effect. Horn effect adalah suara- suara negatif yang menyebabkan kualitas hubungan semakin menurun, misalnya hinaan, cacian, makian, atau kata-kata kotor lainnya. Semakin suara tersebut mendominasi pikiran seseorang, semakin buruk pula hubungan kehidupannya.

 

Sebaliknya, halo effect adalah suara-suara positif yang memengaruhi kualitas hubungan seseorang dengan orang lain, seperti pujian, sapaan, atau kata-kata motivasi.

 

Mazmur 29 memberikan penekanan lebih banyak pada istilah “suara TUHAN”. Kata ini muncul sebanyak tujuh kali, paling banyak dibandingkan kata lainnya. Menariknya, setiap kali menyebutkan “suara TUHAN”, pemazmur mengaitkannya dengan kejadian-kejadian yang menakjubkan tetapi sekaligus menakutkan dan mengerikan. Bagaimana tidak? Disebutkan di sana “guntur, mematahkan pohon, menyemburkan api, gurun gemetar”. Seolah-olah suara TUHAN dekat dengan peristiwa-peristiwa dahsyat dan mengerikan. Namun, meskipun tampak menakutkan, pada bagian akhirnya pemazmur menutup dengan ungkapan berkat damai sejahtera. Meskipun suara TUHAN tampak menakutkan dan mengerikan, tetapi suara TUHAN bermuara pada maksud agar umat-Nya semakin mendekat dan tidak jauh dari berkat-Nya.

 

Youth, meskipun hidup tampak menakutkan dan mengerikan, berkat Tuhan selalu datang dan memberikan kelegaan. Bukankah bagi orang percaya, berkat tidak pernah jauh dari mereka yang mendengarkan suara Tuhan?

 

 

1. Pengalaman apakah yang kira-kira dialami oleh pemazmur?
2. Apakah dalam doa, khotbah, pujian, renungan ada suara Tuhan di sana?

 

 

Pokok Doa: Tuhan selalu ingin berbicara pada kita.