Bacaan: 1 Korintus 2:12-16

“Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan, sehingga ia dapat menasihati Dia?” Namun, kami memiliki pikiran Kristus.

(1 Korintus 2:16)

Sebagai orang Kristen, Pak Budi dan keluarganya sering kali mendapatkan berbagai pertanyaan yang memojokkan tentang iman mereka. Suatu hari, seorang tetangga bertanya, “Pak, benar ya, Tuhan orang Kristen itu disalibkan? Salib itu, kan, tanda ketidakberdayaan? Berarti Tuhan orang Kristen itu lemah?” Sang bapak menjawab, “Salib bukan tanda ketidakberdayaan, melainkan bukti kasih-Nya kepada saya, kepada umat manusia, dan kepada seluruh ciptaan!”

Rasul Paulus mengajar jemaat di Korintus tentang hikmat yang benar. Hikmat yang benar adalah hikmat Kristus, bukan hikmat manusia. Hikmat manusia tidak mampu memahami bahwa pemberitaan tentang salib bukanlah kebodohan, melainkan kekuatan Allah (1 Korintus 1:18). Paulus mengajak jemaat membarui pikiran atau hikmat manusia yang terbatas dengan memiliki pikiran Kristus, yaitu bersedia menanggalkan hikmat manusia dan melihat Allah yang mewujudkan kuasa-Nya melalui pengurbanan di dalam Yesus Kristus.

Sahabat Senior, sudahkah pikiran atau hikmat kita dibarui dan diisi oleh hikmat Kristus? Masihkah pikiran kita dikuasai oleh keterbatasan akal budi manusia? Mari kita bersaksi kepada dunia bahwa Allah kita menunjukkan kuasa-Nya dengan berkurban sebagai bukti kasih-Nya.

DOA:

Bapa, jangan biarkan kami bangga pada hikmat kami yang terbatas. Kami mau mengganti pikiran kami menjadi pikiran Kristus, sehingga nilai-nilai-Mu menjadi yang utama dalam diri kami. Amin.