Yesaya 57:1-13

… Namun, orang yang berlindung kepada-Ku akan mewarisi negeri….

(Yesaya 57:13)

Victor E. Frankl menuliskan kisahnya yang pedih dalam sebuah buku berjudul Man’s Search for Meaning. Kisah itu menceritakan bagaimana dia menjadi salah satu tahanan dari jutaan orang di kamp konsentrasi Nazi Jerman pada masa itu. Awalnya, para tahanan bisa menghadapi kekejian para tentara Nazi. Namun, lambat laun, mereka juga berubah layaknya binatang yang saling memangsa tahanan lain untuk dapat bertahan hidup. Sangat mengerikan dan mengenaskan. Bagaimana cara bisa keluar dari ketidakwarasan akibat tekanan demikian? Bagi Victor, manusia harus terus mengupayakan makna dalam hidupnya. Karena itu, kata “makna” menjadi penggerak menuju harapan.

Yesaya menyadari bahwa mewartakan suara TUHAN di tengah bangsa pemberontak bukanlah perkara mudah. Kerap kali, dia juga dibayang-bayangi ungkapan TUHAN yang mengerikan. TUHAN menyatakan akan mencabut nyawa orang benar dan orang yang hidup lurus lalu menempatkan mereka dalam damai. Namun, bagi keturunan pemberontak, pendusta, penyihir, pezina, pesundal, dan penyembah berhala, mereka akan lenyap seperti tiupan angin. Rancangan-rancangan TUHAN untuk bangsa pemberontak sangatlah mengerikan dan dahsyat. Bukan hanya akan tercabut dari akar-akarnya, tetapi juga tidak akan pernah diingat dalam peradaban. Tapi syukurlah, selalu ada pengharapan di tengah gambaran menakutkan. Mereka yang kembali pada-Nya adalah pemilik masa depan.

Youth, kita selalu dapat melihat kebaikan Tuhan. Sekalipun itu hanyalah celah kecil, sesungguhnya orang yang percaya pada kebaikan Tuhan akan terus berpengharapan. Demikianlah kita seharusnya memaknai kehidupan, yaitu percaya pada kasih dan rahmat Tuhan yang akan memberikan masa depan bagi orang yang setia kepada-Nya.

1. Bagaimana masa depan yang digambarkan oleh Yesaya bagi umat Allah?
2. Apakah kamu percaya bahwa Tuhan memberimu masa depan yang diberkati?

Pokok Doa: Memaknai hidup dan berpengharapan.