Pengkhotbah 4:1-3

… Lihatlah, air mata orang- orang yang ditindas dan tak ada yang menghibur mereka….

(Pengkhotbah 4:1)

Uncle Tom’s Cabin adalah novel karya Harriet Beecher Stowe yang diterbitkan pertama kali pada 1852. Novel ini menjadi salah satu karya sastra paling berpengaruh dalam sejarah Amerika Serikat dan dianggap sebagai pemicu utama gerakan antiperbudakan pada masa Perang Saudara Amerika. Novel ini bercerita tentang seorang budak bernama Tom, yang dikenal sebagai Uncle Tom. Tom yang terpaksa dijual oleh pemilik sebelumnya, mendapatkan majikan baru yang sangat kejam, yaitu Simon Legree. Ia memperlakukan budak-budaknya dengan sangat kejam dan tanpa perasaan. Di bawah kekuasaan Legree, Tom sangat menderita baik fisik dan mental. Meskipun begitu, ia tetap teguh dalam imannya. Pada akhirnya, karena menolak mengkhianati temannya, yaitu dua budak perempuan yang melarikan diri, Tom dipukuli hingga mati oleh Legree dan pengawalnya.

Teens, Pengkhotbah pun menyoroti kondisi sosial yang terjadi pada zamannya. Mereka yang berkuasa seolah bisa berbuat sesukanya terhadap orang yang lemah. Mereka yang lemah tidak mampu melawan atau membalikkan keadaan karena tidak mempunyai kuasa untuk melakukan hal itu, seolah tidak ada yang bisa dilakukan.

Teens, bukankah apa yang dialami Tom sering kali kita saksikan juga di sekitar kita? Misalnya dalam kasus-kasus perundungan, hal itu terjadi karena sang perundung merasa lebih berkuasa dibandingkan dengan orang yang dirundungnya. Kita yang mengetahui hal tersebut pun sering kali takut untuk bertindak karena merasa tidak berdaya. Namun jika terus kita biarkan, hal itu akan semakin merajalela. Teens, kata menghibur dalam konteks Perjanjian Lama sebenarnya juga berarti menolong; sesuatu yang bersifat konkret, bukan sekadar kata-kata, melainkan tindakan. Oleh karena itu, mari kita belajar berani menolong mereka yang tidak berdaya.