Pengkhotbah 5:12-16

Sebagaimana ia keluar dari kandungan ibunya, demikian juga ia akan pergi, telanjang seperti ketika ia datang….

(Pengkhotbah 5:14)

How Much Land Does a Man Need? adalah novel karya Leo Tolstoy yang mengisahkan tentang Pahom, seorang petani yang merasa bahwa tanahnya kurang luas, sehingga ia selalu ingin memiliki tanah yang lebih luas lagi. Suatu hari, Pahom mendatangi suku Bashkir yang memiliki tradisi menjual tanah kepada orang luar dengan syarat yang sangat aneh. Jika seseorang membayar mereka sejumlah uang, mereka akan memberikan seluas mungkin tanah yang dapat orang itu kelilingi dalam satu hari. Namun, jika orang itu tidak dapat kembali ke tempat awalnya sebelum matahari terbenam, orang itu akan kehilangan uangnya dan tanah yang akan dibelinya itu. Pahom pun mulai berjalan dan berusaha mendapatkan tanah seluas mungkin. Semakin luas tanah yang ia langkahi, semakin ia serakah. Saat hari semakin gelap dan matahari mulai terbenam, ia menyadari bahwa ia telah terlalu jauh dari titik awalnya, sehingga ia pun berlari secepat-cepatnya dan sekuat-kuatnya. Akhirnya, ia mati karena kelelahan. Luas tanah yang dibutuhkannya ternyata hanya seluas kuburannya.

Teens, Pengkhotbah mengingatkan kita bahwa sama seperti kita lahir ke dalam dunia ini dengan telanjang, kita juga akan pergi dari dunia ini tanpa membawa apa pun. Apa yang kita kumpulkan dengan susah payah pun akan menjadi sia-sia. Lalu, untuk apa semua keserakahan kita itu jika pada akhirnya tidak ada satu pun yang akan kita bawa saat mati?

Teens, keserakahan dan ketamakan bisa menyergap setiap orang tanpa terkecuali. Untuk menghindari hal itu, kita perlu menghayati apa yang disampaikan oleh Pengkhotbah ini: kematian tidak memungkinkan kita membawa apa pun. Hal ini tentu sangat baik untuk kita sadari sejak masih muda. Dengan demikian, kita tetap bisa menjaga keseimbangan hidup kita dan lebih memprioritaskan hal-hal yang bermanfaat dan bermakna dalam hidup yang singkat ini, yaitu hidup yang dibayang-bayangi oleh kematian.