Mazmur 43:1-5

Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!

(Mazmur 43:5)

Pernahkah kamu merasa gelisah? Ada orang yang gelisah karena terlambat, dan ada pula yang gelisah ketika belum menyelesaikan tugasnya. Rasa gelisah, tidak nyaman, dan tidak tenang dapat terjadi karena berbagai alasan. Kegelisahan secara wajar muncul dan dirasakan oleh seseorang saat sesuatu tidak terjadi seperti yang diharapkan, misalnya saat menunggu teman yang tidak kunjung datang atau tertinggal bus karena terhambat keramaian di halte atau terminal. Namun, kegelisahan juga dapat muncul akibat perilaku diri sendiri. Contohnya, tidak mengerjakan tugas, padahal hari itu adalah batas akhir pengumpulan, atau lupa membawa buku-buku tertentu karena tidak mempersiapkannya sejak dari rumah. Semakin gelisah seseorang, situasi yang harus dihadapi akan terasa semakin melelahkan dan menakutkan.

Teens, pemazmur mengungkapkan bahwa kegelisahan dapat terjadi dalam diri, tetapi cara terbaik untuk menghadapinya adalah dengan berserah dan berharap kepada Allah. Ia adalah penolong bagi umat-Nya. Pemazmur memberikan gambaran kepada umat Israel bahwa kegelisahan dapat diserahkan kepada Allah dan dihadapi dengan berserah kepada-Nya. Inilah wujud iman yang juga dapat kita miliki. Pemazmur menghadapi kegelisahan dengan berharap kepada Allah. Namun, perlu diingat, pengharapan harus disertai tindakan nyata. Sebagaimana yang ditulis oleh pemazmur, tindakan nyata seperti datang ke mezbah Allah merupakan bagian dari pengharapan kepada-Nya.

Teens, cara menghadapi kegelisahan harus dimulai dari dirimu sendiri. Banyak hal yang dapat kamu lakukan untuk mencegah dan menghadapi situasi yang menimbulkan kegelisahan. Semakin baik kamu mempersiapkan dirimu, semakin besar pula keyakinanmu untuk berserah kepada Allah jika terjadi hal-hal yang tidak diduga. Allah adalah penolongmu, dan kamu tahu kepada siapa kamu percaya.