Kisah Para Rasul 1:15-26

Lalu mereka membuang undi bagi kedua orang itu dan yang kena undi adalah Matias. Dengan demikian ia ditambahkan kepada kesebelas rasul itu.

(Kisah Para Rasul 1:26)

Teens, bayangkan kamu sedang mendaki gunung dengan ransel yang berisi banyak batu. Setiap batu terasa berat, dan semakin kamu mendaki, semakin terasa beban ransel tersebut. Pada suatu titik, kamu menyadari bahwa jika terus membawa semua batu itu, perjalananmu akan semakin sulit, bahkan bisa menghentikanmu dari mencapai puncak. Batu-batu itu menggambarkan pengalaman masa lalu yang pahit. Jika ingin melanjutkan perjalanan dengan lebih ringan, maka kamu harus mengeluarkan batu-batu yang memberatkan langkahmu. Kamu tidak melupakan batu-batu itu, tetapi kamu memilih untuk tidak membiarkannya menjadi beban perjalananmu. Itulah gambaran dari move on.

Para murid juga move on dari peristiwa pengkhianatan Yudas. Petrus mengajak murid-murid yang lain untuk berpikir ke depan demi tugas mengabarkan Injil tentang siapa Tuhan Yesus. Karena itu, Petrus mengusulkan agar dipilih pengganti Yudas untuk melengkapi formasi dua belas rasul Yesus. Syarat yang diajukan adalah calon harus menjadi saksi hidup yang telah bersama-sama dan melihat karya kehidupan Tuhan Yesus. Ini menunjukkan bahwa kesaksian para rasul tentang Yesus sungguh nyata. Mereka mendapatkan dua nama sebagai calon rasul, yaitu Yusuf yang disebut Barsabas dan Matias. Setelah berdoa, para murid membuang undi, dan keluarlah nama Matias.

Teens, pengalaman masa lalu yang pahit memang sulit dilupakan. Namun, semua itu dapat dilewati jika kita mau berupaya melepaskannya dengan penuh harapan kepada Tuhan di masa depan. Seperti ilustrasi tadi, mau sampai kapan kita terus membawa batu-batu berat itu dalam perjalanan hidup kita? Mari kita berhenti sejenak untuk melepaskan batu-batu pengalaman masa lalu itu, dan melanjutkan perjalanan dengan ringan menuju masa depan dalam tuntunan kasih Tuhan.