
KEMAKMURAN TANPA TUHAN
Ayub 21:1-16

Sungguh, kemakmuran mereka tidak dalam tangan mereka sendiri! Rancangan orang fasik jauh dariku.
(Ayub 21:16)
Ada seorang pedagang kaya yang selalu hidup mewah, tetapi tak pernah memperhatikan Tuhan dalam hidupnya. Ia berkata, “Aku tak membutuhkan Tuhan; semua yang aku capai adalah hasil usahaku.” Meski tampaknya hidupnya sukses, ada kekosongan dalam hatinya yang tak bisa ia isi. Kesejahteraan tanpa Tuhan terkadang tampak indah di luar, tetapi tidak memberikan ketenangan yang sejati.
Ayub merespons perkataan teman-temannya yang menyatakan bahwa penderitaan adalah akibat dari dosa. Ayub menantang pemahaman ini dengan menunjukkan bahwa orang jahat bisa hidup makmur tanpa hukuman dan tidak selalu mereka mengalami penderitaan. Ayat 16 menunjukkan sikap Ayub terhadap orang fasik yang hidup dalam kemakmuran tetapi tidak membutuhkan TUHAN. Meski mereka tampak sukses, Ayub menegaskan bahwa hidup mereka pada dasarnya tidak memiliki pegangan yang sejati.
Kita sering melihat orang-orang yang sepertinya berhasil dan makmur walaupun tidak mengandalkan Tuhan. Hal ini bisa membuat kita bertanya-tanya tentang keadilan Tuhan. Namun, Ayub mengingatkan kita bahwa kemakmuran tanpa Tuhan adalah kosong dan sementara. Jangan iri terhadap kesuksesan duniawi yang diraih tanpa Tuhan. Sebagai orang percaya, kita harus menyadari bahwa hidup sejati adalah hidup beriman yang melibatkan Tuhan dalam segala aspek kehidupan, bahkan juga saat menghadapi tantangan dan penderitaan.
DOA:
Ya Tuhan, kuatkan iman kami agar tidak mudah tergoda oleh kemakmuran duniawi yang tidak melibatkan Engkau. Amin.
Ayb. 21:1-16; Mzm. 33:12-22; Rm. 9:1-9
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama