
ADIL SEJAK DARI PIKIRAN
Bacaan: Lukas 6:1-5

Yesus menjawab mereka, “Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan orang-orang yang menyertainya lapar………”
(Lukas 6:3)
“Ini aturannya bagaimana, sih? Katanya setiap orang boleh mengambil satu, tapi Pak Ronald kok boleh mengambil dua?” protes Pak Charles. “Oh iya, memang semua hanya boleh mengambil satu saja, kecuali Pak Ronald. Karena Pak Ronald sudah menyumbang banyak sekali, jadi dia boleh mengambil makanan sesuka dia,” jawab Bu Thres.
Orang-orang Farisi menegur Yesus ketika mereka melihat murid- murid-Nya memetik bulir gandum yang tumbuh menjuntai ke jalan dan memakannya pada hari Sabat, hari ketika semua orang seharusnya tidak bekerja, termasuk memanen gandum. Menanggapi teguran itu, Tuhan Yesus bertanya mengapa orang Farisi tidak marah kepada Raja Daud yang mengambil dan membagikan roti sajian di Bait Allah kepada para pengikutnya. Padahal, seharusnya roti itu tidak boleh disentuh, apalagi dimakan oleh siapa pun kecuali imam.
Sahabat Senior, ketika kita membedakan orang berdasarkan jabatan, kekayaan, kepandaian, paras, dan sebagainya, kita sebenarnya jatuh pada sikap yang sama seperti orang Farisi. Sikap tidak adil ini ditentang oleh Tuhan Yesus. Sikap adil hanya bisa terwujud jika kita berpikir adil. Seperti kata seorang sastrawan Indonesia, Pramoedya Ananta Toer, “Seorang terpelajar harus sudah berbuat adil sejak dalam pikiran.”
DOA:
Ya Allah, Engkau adalah Tuhan Yang Mahaadil. Ajarlah kami untuk dapat bersikap adil terhadap sesama. Dalam nama Tuhan Yesus. Amin.
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama