Kisah Para Rasul 8:14-25

… “Binasalah kiranya uangmu itu bersama engkau, karena engkau menyangka bahwa engkau dapat membeli karunia Allah dengan uang.”

(Kisah Para Rasul 8:20)

Dika ingin mendapatkan nilai tinggi dan menawarkan uang kepada Brian, siswa pintar di kelasnya, agar mengerjakan tugas untuknya. Namun, Brian menolak dan menjelaskan bahwa nilai yang baik hanya dapat diraih melalui kerja keras dan kejujuran. Brian pun mengajak Dika belajar bersama, sehingga Dika menyadari bahwa usaha dan integritas jauh lebih berharga dibandingkan uang.

Kisah Para Rasul 8:14-25 mengisahkan tentang Simon, seorang mantan penyihir di Samaria, yang telah percaya dan dibaptis setelah mendengar pemberitaan Filipus. Ketika Simon melihat bahwa Roh Kudus diberikan melalui penumpangan tangan para rasul, ia menawarkan uang kepada Petrus agar dirinya juga diberi kemampuan untuk memberikan karunia tersebut kepada orang lain. Namun, Petrus menegur Simon dengan keras, seraya mengatakan bahwa hati Simon tidak lurus di hadapan Allah. Petrus menegaskan bahwa karunia Allah tidak dapat dibeli dengan uang, melainkan diberikan kepada mereka yang memiliki hati tulus dan berserah sepenuhnya kepada-Nya.

Dari kisah ini, kita belajar bahwa motivasi dalam mengikut Kristus sangatlah penting. Simon menginginkan kuasa Roh Kudus, tetapi tujuannya adalah untuk kepentingan pribadi, bukan untuk memuliakan Tuhan. Hal ini menjadi peringatan bagi kita semua agar selalu memeriksa hati. Apakah kita mengikuti Tuhan karena benar- benar ingin mengenal dan melayani-Nya, atau ada motif tersembunyi di baliknya? Tuhan menghendaki hati yang tulus dan murni. Dia tidak mencari pengikut yang hanya tertarik pada keuntungan atau popularitas, melainkan mereka yang benar- benar mengasihi-Nya dan ingin hidup sesuai kehendak-Nya. Mari kita berdoa agar hati kita senantiasa dijaga dalam ketulusan, sehingga segala yang kita lakukan bertujuan untuk kemuliaan Allah, bukan demi kepentingan pribadi.