Roma 2:17-29

… Engkau yang mengajar, “Jangan mencuri,” mengapa engkau sendiri mencuri?

(Roma 2: 21)

Eliot Spitzer dikenal sebagai “Sheriff of Wall Street” karena ketegasannya dalam menindak berbagai kasus kejahatan keuangan dan skandal moral di berbagai perusahaan besar saat menjabat sebagai Jaksa Agung New York. Ia mengkritik dan menghakimi tindakan tidak bermoral, menuntut integritas, dan mempromosikan dirinya sebagai figur dengan standar etika tinggi. Namun, reputasi Spitzer hancur pada 2008 ketika terungkap bahwa ia terlibat dalam kasus pelanggaran moral, sebuah tindakan yang ia kecam dengan keras. Ironinya, Spitzer sering menuntut pihak lain atas pelanggaran moral serupa, bahkan memanfaatkan kekuasaan untuk menghukum orang-orang yang terlibat dalam aktivitas yang sama.

Paulus berbicara kepada orang-orang Yahudi yang merasa diri istimewa karena memiliki hukum Taurat dan tanda lahiriah seperti sunat. Namun, Paulus mengingatkan bahwa status mereka di hadapan Allah tidak ditentukan oleh apa yang tampak dari luar, melainkan oleh sikap hati yang taat kepada-Nya. Paulus menegur mereka yang menjadi guru atau pemimpin rohani, tetapi hidupnya tidak sesuai dengan ajaran yang mereka sampaikan. Paulus menegur orang-orang yang pandai mengajar dan menunjukkan kesalahan orang lain, tetapi tidak menerapkan apa yang mereka ajarkan dalam kehidupan mereka sendiri. Ini adalah bentuk kemunafikan, di mana tindakan tidak sejalan dengan perkataan.

Teens, masih banyak orang yang suka menampilkan kebaikan di luar, tetapi sebenarnya melakukan keburukan yang disembunyikan. Oleh karena itu, pesan Paulus ini relevan bagi semua orang percaya. Kita harus memeriksa diri sendiri terlebih dulu sebelum menilai orang lain. Hindarilah sikap munafik, yaitu mengkritik dosa orang lain tetapi mengabaikan dosa kita sendiri. Penting bagi kita untuk mempraktikkan integritas dalam kehidupan, bukan hanya menuntutnya dari orang lain.