Roma 4:1-25

Namun, terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah.

(Roma 4:20)

Thomas Alva Edison pernah mengungkapkan bahwa dia merasa bimbang apakah impiannya menciptakan alat penerang akan berhasil. Dia dihadapkan pada tekanan finansial, kritik dari masyarakat, dan skeptisisme dari banyak ilmuwan sezamannya yang menyebut usahanya adalah hal yang sia-sia dan tidak mungkin berhasil. Namun, dia memilih untuk tidak goyah dan tetap percaya bahwa impiannya akan terwujud.

Roma 4 masih berbicara tentang pembenaran sebagai anugerah Allah yang diterima melalui iman, bukan hasil usaha manusia atau ketaatan pada hukum. Paulus mengambil Abraham sebagai teladan iman yang percaya kepada Allah, meskipun situasi terlihat mustahil. Abraham tetap percaya kepada janji Allah meskipun keadaan fisiknya dan Sara, istrinya, menunjukkan ketidakmungkinan untuk memiliki anak. Iman Abraham tidak goyah; ia tetap percaya bahwa Allah sanggup memenuhi janji-Nya (ay. 20). Karena iman inilah, kebenaran diperhitungkan kepada Abraham. Dengan iman kepada Kristus, orang percaya menjadi bagian dari janji yang diberikan kepada Abraham.

Teens, ketidakpastian dapat membuat kita merasa bimbang dan kehilangan rasa percaya. Mungkin saat ini ada impian kita yang tampak tidak mungkin dapat terwujud, misalnya melanjutkan kuliah di universitas pilihan, belajar di luar negeri, ataupun menjuarai kompetisi tertentu. Cemoohan orang lain ataupun kondisi kita saat ini mungkin melemahkan kepercayaan kita untuk meraihnya. Ketika kamu berada dalam situasi seperti ini, ingatlah Abraham yang tetap percaya kepada Tuhan meskipun mengalami hal yang tampak mustahil. Di ujungnya, Tuhan memberinya anak di masa tuanya. Tuhan yang sama akan mewujudkan semua hal yang baik bagi kita sesuai rencana-Nya, meskipun tampak tidak mungkin bagi pemikiran manusia. Tetaplah tekun dalam iman, jangan bimbang!