Bacaan: Mazmur 113

Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur.

(Mazmur 113:7)

Seorang raja sengaja meletakkan batu besar di tengah jalan. Ia ingin tahu, siapa yang peduli dan mau memindahkan batu tersebut. Seorang kaya lewat dan membiarkannya. Seorang saudagar kaya menengok sejenak, lalu terus berjalan. Seorang pemuka agama berhenti sejenak, tetapi tidak melakukan apa- apa. Lewatlah seorang petani sayur. Ia berhenti dan berjuang mengangkat batu yang menghalangi jalan. Begitu batu itu diangkat, sang petani menemukan sekantung uang emas dan catatan ucapan terima kasih dari sang raja atas usahanya memindahkan batu tersebut.

Sahabat Senior, pemazmur mengungkapkan bahwa TUHAN memperhatikan orang hina dan miskin. Itu karena mereka harus berjuang dalam hidup mereka. Karena perjuangan orang hina dan miskin, TUHAN memberikan perhatian-Nya. Sering kali, orang miskin lebih peduli terhadap orang lain, karena sikap “senasib dan sepenanggungan” yang mereka anut.

Sahabat Senior, tentu kita tidak harus menjadi miskin dan hina terlebih dahulu untuk menolong mereka yang miskin dan hina. Marilah kita belajar untuk peduli terhadap orang yang lemah, miskin, dan tak berdaya. Sebab, sejatinya hidup kita bukanlah untuk diri sendiri. Kita harus peduli terhadap orang lain yang membutuhkan. Bukankah Tuhan adalah teladan kita dalam kepedulian terhadap orang hina dan miskin?

DOA:

Tuhan Yesus, berikan hamba-Mu ini hati yang peduli terhadap mereka yang lemah, hina, dan tak berdaya. Meskipun kami sudah lanjut usia, tetapi biarlah kepedulian kami tidak usang dimakan usia. Amin.