Amsal 14:12-31

Siapa menghina sesamanya berbuat dosa, tetapi berbahagialah orang yang berbelaskasihan kepada orang yang miskin.

(Amsal 14:21)

Untuk mempersiapkan perayaan Natal, Kenneth diwajibkan berlatih paduan suara bersama teman-teman sekelasnya. Meski sudah sering berlatih, Kenneth bukanlah orang yang pandai menyanyi dan mengikuti nada dengan tepat. Oleh sebab itu, tak jarang teman-temannya meledek Kenneth bahwa ia tidak bisa memuji Tuhan dengan benar. Melihat hal itu, Pak Guru menghibur Kenneth dan mengingatkan mereka untuk saling menghargai.

Menghina merupakan tindakan merendahkan orang lain yang memiliki kekurangan atau kelemahan. Biasanya, seseorang menghina orang lain karena membandingkan kelebihan diri sendiri dengan kekurangan orang lain, seperti halnya Kenneth yang dihina karena tidak bisa menyanyi dengan mengikuti nada yang tepat. Bacaan kita hari ini mengajak kita untuk menghargai siapa pun di sekitar kita. Ketika mereka memiliki kekurangan atau kelemahan, baik dalam hal mental, fisik, maupun kemampuan tertentu, itu bukan alasan untuk menghina mereka. Sebaliknya, carilah kebaikan dalam diri seseorang, maka kita tidak akan menghina orang tersebut. Kenneth, misalnya. Ia memang tidak pandai bernyanyi, tetapi ia selalu hadir dalam latihan bersama. Kesetiaan dan keinginannya untuk bernyanyi inilah yang patut dihargai.

Youth, dalam hidup ini kita menemukan bahwa tidak ada seorang pun yang sempurna. Di situlah kita diajak untuk tidak menghina kekurangan orang lain. Sebaliknya, kita harus menghargai dan mencari kebaikan dalam diri setiap orang di sekitar kita. Berfokuslah pada kebaikan seseorang daripada kekurangannya. Dengan demikian, kita dapat menghargai setiap orang.

1. Apa nasihat penulis Amsal kepada orang yang menghina sesamanya?
2. Mengapa kita sering kali tergoda untuk menghina sesama kita?

Pokok Doa: Mau melihat kelebihan orang lain daripada kekurangannya.