Mazmur 98

Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan bangsabangsa dalam kejujuran.
(Mzm. 98:9b)

Sebagai warganet (warga internet), mungkin kamu mengetahui istilah “netizen julid”. Netizen julid adalah para peselancar di media sosial yang merasa iri dan dengki terhadap keberhasilan orang lain. Mereka biasanya menulis komentar, status, atau pendapat di media sosial yang bersifat menyudutkan pihak tertentu. Mereka menyalahkan, menghakimi, bahkan menghukum secara daring tanpa mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Media sosial yang seharusnya menjadi tempat kita berjejaring, malah menjadikan kehidupan sosial kita kering dan menjemukan karena adanya penghakiman dan penghukuman liar.

Dalam Mazmur 98 yang menjadi dasar perenungan kita pada hari ini, pemazmur menegaskan tentang siapa yang berhak menghakimi kita. Tuhan sajalah yang berhak menghakimi kita karena kita ini adalah ciptaan-Nya. Saat orang banyak menghakimi secara brutal dan liar, pemazmur menegaskan sifat penghakiman Tuhan yang justru berlawanan dengan semua itu. Tuhan menghakimi dunia dengan keadilan dan kebenaran. Tuhan melihat dengan mata kebenaran dan keadilan-Nya. Di situlah kuasa penghakiman Tuhan.

Youth, seringkali kita berhadapan dengan penghakiman yang brutal dan liar. Hal itu tentu mengganggu pikiran dan perasaan kita. Akan tetapi, pemazmur meneguhkan kita bahwa Tuhanlah yang berhak menghakimi dengan penghakiman-Nya yang adil dan benar. Jika kita melakukan kesalahan, Tuhan akan menegur dengan kasih-Nya. Jika kita benar namun dianggap bersalah oleh orang lain, Tuhan akan menghibur dan menyatakan keadilan-Nya. Ingatlah bahwa hanya Tuhan yang bisa menghakimimu!

1. Mengapa Tuhan menghakimi dengan keadilan dan kebenaran?
2. Bagaimana caranya agar kita tidak melakukan penghakimansecara liar?

Pokok Doa: Bersyukur untuk penghakiman dari Tuhan yang adil dan benar.