Bacaan: Markus 10:42-45

Siapa saja yang ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Siapa saja yang ingin menjadi yang pertama di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya.

(Mrk. 10:43b-44)

Salah satu pemimpin religius terkemuka di dunia, Bapa Paus Fransiskus, dikenal sebagai pemimpin agama yang rendah hati. Mengapa? Karena banyak sekali tindakan dan gesture tubuh yang membuat dunia melihat kerendahan hatinya. Di salah satu pertemuan publiknya ia dengan sengaja memanggil seorang anak untuk mendekatinya. Ia sengaja meminta seorang anak dekat ke arahnya setelah melihat anak itu menangis. Ketika anak kecil itu mendekat, Bapa Paus memeluk dan menenangkannya. Dengan pelan Bapa Paus bertanya apa yang hendak anak itu tanyakan padanya. Ternyata anak ini bertanya tentang sesuatu yang sangat berarti untuk hidupnya. Bapa Paus menjawab dengan sangat lembut apa yang anak ini tanyakan dan kembali memeluknya. Bapa Paus menjadi teman, sahabat dan bapa rohani bagi sang anak yang membutuhkan cinta.

Inilah yang dimaksudkan Yesus pada murid-murid-Nya, khususnya Yakobus dan Yohanes. Kedua murid ini memohon agar mereka mendapat “tempat special” dalam Kerajaan Allah. Yesus menjelaskan bahwa ketika seseorang ingin menjadi yang pertama, ia harus menjadi hamba. Menjadi hamba adalah melayani dan memberikan diri seutuhnya bagi sesama. Marilah kita menjadi hamba Tuhan yang membuat kita menjadi sahabat bagi sesama. Menjadi hamba Tuhan yang setia dan taat kepada Sang Tuan.

DOA:

Ya Bapa terima kasih, karena Engkau mendidik dan meneladankan kepada kami arti menjadi hamba. Berikanlah kami hati untuk selalu mengingat bahwa kami adalah hamba-Mu dan pelayan bagi sesama kami manusia. Amin.