
BERAKAL BUDI
Mazmur 119:97-104

Aku lebih berakal budi daripada semua pengajarku, sebab peringatan-peringatan-Mulah yang kurenungkan.
(Mazmur 119:99)
Manusia adalah makhluk intelektual. Seorang filsuf bahkan berkata, “Aku berpikir, maka aku ada.” Oleh karena itu, tidak heran jika kita merasa puas saat menonton berita atau membaca buku, karena informasi yang diperoleh memperkaya pemikiran kita. Ada pula orang yang bersemangat meningkatkan kapasitas diri melalui studi lanjut, meskipun kadang niat utamanya bukan hanya untuk menambah ilmu, melainkan juga untuk meningkatkan status.
Pemazmur dalam bacaan hari ini menyampaikan hal yang lebih penting daripada sekadar pengetahuan. Pemazmur bahkan mengaku lebih berakal budi daripada semua guru atau pengajarnya, serta lebih bijaksana daripada musuh-musuhnya. Rahasianya adalah cintanya terhadap Taurat TUHAN dan perenungannya terhadap firman-Nya sepanjang hari. Bagi pemazmur, firman TUHANlah yang membentuk kebijaksanaan dan akal budi. Karena itu, ia bertekad menjauhkan diri dari jalan yang jahat.
Dalam kehidupan ini, seseorang bisa diterima dan dihargai ketika memiliki pengetahuan. Namun, pengetahuan saja tidaklah cukup. Ia perlu dibekali dengan kebijaksanaan dan ditopang dengan akal budi yang terang. Kedua hal itu bisa didapat melalui perenungan akan firman Tuhan. Itulah sebabnya, pada bagian Alkitab yang lain, dikatakan, “Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan” (Ams. 1:7). Marilah kita berupaya untuk menjadi pribadi yang berakal budi secara utuh.
REFLEKSI:
Akal budi diberi nutrisi dari pengetahuan dan dipertajam lewat perenungan firman Tuhan.
Ams. 9:1-18; Mzm. 119:97-104; 1 Yoh. 2:1-6
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama