Mazmur 119:161-168

Aku benci dan merasa jijik terhadap dusta, tetapi Taurat-Mu kucintai.

(Mazmur 119:163)

Apakah kamu pernah merasa jijik ketika melihat sesuatu? Misalnya, air selokan yang berwarna gelap, tumpukan sampah yang berserakan, atau hewan-hewan tertentu seperti tikus dan cicak? Rasa jijik wajar muncul karena hal-hal tersebut tidak selalu menyenangkan untuk ditemui. Apalagi jika sempat terkena cipratan air got, rasa jijik akan membuat orang tersebut segera membersihkan diri dan berganti pakaian. Contoh lainnya adalah saat menghadapi jerawat. Ada yang merasa jijik dengan munculnya jerawat pada wajahnya dan melakukan segala hal supaya wajahnya tidak berjerawat. Ada juga yang merasa jijik melihat wajah temannya yang berjerawat sehingga menjauhi temannya tersebut. Jijik adalah bagian dari emosi manusia yang dapat muncul saat melihat hal-hal yang kotor dan tidak pada tempatnya. Rasa jijik yang dihadapi dengan sehat dapat mendorong seseorang untuk menjaga kebersihan, baik diri sendiri maupun lingkungan. Di sisi lain, rasa jijik yang tidak terolah dengan baik justru dapat membuat seseorang mencemooh atau melakukan tindakan-tindakan yang tidak bertanggung jawab.

Teens, pemazmur mengungkapkan rasa jijiknya terhadap dusta. Mengapa rasa jijik mendapat tempat dalam Alkitab? Karena rasa jijik dapat membantu orang benar mengenali hal-hal yang tidak berkenan di hadapan Allah, menjaga diri untuk hidup benar, serta berpegang pada ketetapan-ketetapan-Nya. Rasa jijik menolong orang benar menjaga dirinya sendiri dan orang lain dari tindakan berdosa.

Teens, jika kamu merespons rasa jijik dengan sehat, kamu bisa menjadi pribadi yang berperilaku baik, bertindak baik, dan melakukan hal-hal yang baik saat berjumpa dengan hal-hal yang menjijikkan. Rasa jijik terhadap kejahatan dan ketidakadilan dapat menjadi alat Tuhan untuk mengajar anak-anak-Nya menjaga diri dan hidupnya agar bersih dan berkenan di hadapan Tuhan.