Lukas 10:25-37

Kata Yesus kepadanya, “Jawabmu itu benar. Perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup.”

(Lukas 10:28)

 

 

 

Budi adalah seorang manajer di sebuah perusahaan. Salah satu bawahannya, Joko, datang terlambat untuk ketiga kalinya dalam minggu itu. Sesuai peraturan perusahaan, rekan-rekannya menyarankan Budi untuk menegur keras atau bahkan memberhentikan Joko. Namun, Budi memutuskan untuk berbicara secara pribadi dengan Joko. Ternyata, ibunda Joko sedang sakit keras, sehingga ia perlu mendampingi ibundanya. Budi pun menawarkan waktu kerja yang fleksibel kepada Joko. Joko berterima kasih atas kebijakan tersebut, dan pekerjaannya bisa tetap optimal.

 

Bacaan kita hari ini berawal dari pertanyaan seorang ahli Taurat yang ingin mendapatkan hidup kekal. Ia sudah tahu tentang apa yang diajarkan dalam hukum Taurat, yakni mengasihi Allah dan mengasihi sesama. Pesan Yesus, “Perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup.” Tetapi ahli Taurat itu berusaha membenarkan dirinya. Ia mempertanyakan siapa yang dimaksud dengan sesama manusia. Yesus menjawab melalui perumpamaan yang sangat terkenal. Bahwa pemuka agama gagal mempraktikkan kasih. Orang Samaria yang dianggap kafir malah menunjukkan kasih yang tulus dan total.

 

Agama Kristen dikenal sebagai agama yang mengajarkan kasih. Namun, pengajaran yang baik akan menjadi sia-sia jika tidak terwujud dalam tindakan yang nyata. Karena itu, seperti Budi, orang Kristen harus menghayati kasih yang terwujud dalam tindakan dan ucapan, bukan sekadar pengetahuan.

 

 

REFLEKSI:

Kasih bukanlah sekadar pengetahuan, tetapi merupakan gaya hidup.

 

 

Ul. 30:9-14 ; Mzm. 25:1-10; Kol. 1:1-14; Luk. 10:25-37