1 Korintus 13:1-13

Kasih itu sabar; kasih itu baik hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.

(1 Korintus 13:4)

Jatuh cinta sering digambarkan sebagai perpaduan berbagai perasaan dalam diri seseorang ketika bertemu dengan pribadi tertentu yang menarik hati. Canda, tawa, dan senyumannya terus terbayang, membuat hati berbunga-bunga. Ini menggambarkan cinta sebagai emosi yang membuat seseorang memandang secara sangat positif pribadi yang dicintainya. Menariknya, saat seseorang merasa jatuh cinta, ia juga dapat menjadi pribadi yang sangat pencemburu. Hal tersebut biasanya terjadi jika orang yang dicintai ternyata tidak membalas perasaan cintanya dan justru merespons orang lain yang mendekatinya. Jika perasaan jatuh cinta tidak diolah dengan baik, hal ini dapat berdampak buruk bagi diri sendiri dan orang lain. Contohnya, seseorang dapat menghina, merendahkan orang lain, atau menyombongkan dirinya. Akibat buruk ini dapat muncul melalui tindakan atau perkataan yang disampaikan kepada siapa saja.

Teens, mengenai cinta, kamu dapat membaca dan memahami bagaimana Rasul Paulus memberikan poin-poin penting mengenai apa itu cinta bagi orang beriman. Kekuatan cinta yang sesuai dengan panggilan Tuhan terletak pada kesabaran, kemurahan hati, dan kerendahan hati. Cinta mendorong seseorang untuk terus berbuat baik dan menghindari hal-hal yang jahat. Cinta bukan hanya sekadar memuji kebaikan seseorang, tetapi juga benar-benar mengapresiasi kebaikannya serta menegur dengan kasih jika ada tindakan yang salah.

Teens, cinta membawa berjuta rasa: senang, bangga, bahagia, berbunga-bunga. Namun cinta juga dapat memunculkan rasa takut, cemburu, khawatir, dan curiga apabila cinta ini tidak diolah dan dihidupi sesuai dengan kehendak Allah. Apakah mencintai seseorang berarti harus melakukan segala cara untuk mendapatkannya? Tidak. Mencintai adalah anugerah sekaligus kesempatan bagi kamu untuk bertumbuh di dalam Tuhan. Dengan demikian, cintailah sesuai dengan cara Tuhan.