11
Jun

Nasib Manusia

Pengkhotbah 2:12-16

Aku pun berkata dalam hati, “Nasib yang menimpa orang bodoh juga akan menimpa aku. Apa gunanya aku dulu begitu berhikmat?”

(Pengkhotbah 2:15)

 

 

 

Ada sebuah prinsip kepasrahan hidup yang sering kali diidentikkan dengan menerima nasib atau keadaan apa adanya, yaitu “nrima”. Prinsip ini bisa memengaruhi cara berpikir dan bertindak kita. Misalnya, saat kita mendapat nilai ulangan jelek atau gagal dalam melakukan sesuatu, ya sudah pasrah saja, nrima saja, sudah begitu nasibnya. Juga saat mengalami perundungan, kita diam saja karena merasa itu sudah menjadi nasib kita.


Teens, dalam teks ini kata “nasib” berasal dari kata miqreh (Ibr.). Dalam buku Di Bawah Bayang-Bayang Maut, E.G. Singgih mengatakan bahwa nasib dalam konteks Pengkhotbah di sini terbatas maknanya dalam lingkup kematian saja. Jadi, tidak semua hal adalah nasib. Manusia bisa dan harus melawan apa saja kecuali kematian. Itulah nasib manusia! Hal ini tentu memberi perspektif yang baru ya, Teens. Hal-hal buruk yang mungkin selama ini kita terima begitu saja karena kita anggap sebagai bagian dari hidup kita, sekarang perlu kita pikirkan kembali dan perjuangkan untuk mengubahnya.

 

Teens, kematian memang tidak bisa kita lawan ataupun tolak sehingga hanya kematianlah satu-satunya hal yang harus kita terima sebagai nasib kita. Namun, untuk hal lainnya dalam hidup ini, patutlah kita upayakan semaksimal mungkin. Kita harus berusaha mengubah hal-hal yang bisa kita ubah untuk menjadi lebih baik. Jangan sekadar pasrah atau nrima. Misalnya, bila teman kita merundung kita, itu bukan nasib kita, Teens. Kita perlu menghadapinya dan mencari cara terbaik untuk melawan atau menghindarkan diri dari bullying tersebut. Jika kita gagal dalam pelajaran sekolah, kita perlu belajar lebih giat dan tekun lagi. Ayo Teens, selain kematian, berbagai hal lain masih bisa kita upayakan dan ubah. Teruslah berusaha ya, Teens!

 

 

 

 

Multiple Ajax Calendar

June 2025
S M T W T F S
« May    
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
2930  

Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:

Rp. 70.000,-/tahun

Rp. 8.000,-/eksemplar


Pembayaran melalui:

Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua

A/C No. 165 0000 558743

a.n. Yayasan Komunikasi Bersama

Marketing


BCA Bidakara

A/C No. 450 558 9999

a.n. Yayasan Komunikasi Bersama


Persembahan Kasih melalui:

BCA Bidakara

A/C No. 450 305 2990

a.n. Yayasan Komunikasi Bersama