Roma 8:1-17

Sebab, mereka yang hidup menurut tabiat daging, memikirkan hal-hal yang dari keinginan daging. Mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.

(Roma 8:5)

Pikiran kita berfungsi sebagai pusat pemrosesan yang sangat kompleks yang menggabungkan berbagai jenis informasi serta pengaruh internal dan eksternal untuk memandu tindakan. Berbagai teori menunjukkan bahwa pengambilan keputusan dan tindakan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor kognitif, misalnya dalam Self-Regulation Theory atau teori pengaturan diri. Teori ini menunjukkan bahwa pikiran dapat memengaruhi tindakan melalui kemampuan individu untuk mengatur dorongan, keinginan, dan perilaku mereka. Pengaturan diri melibatkan proses pengambilan keputusan yang melibatkan kesadaran, perencanaan, dan pemantauan perilaku untuk mencapai tujuan. Apa yang dipikirkan, akan memengaruhi dan diwujudkan dalam perbuatan.

Rasul Paulus menjelaskan tentang perbedaan hidup menurut daging dan hidup menurut Roh. Daging dalam konteks ini merujuk pada keinginan-keinginan duniawi yang sering kali bertentangan dengan kehendak Tuhan. Paulus menggambarkan daging sebagai sesuatu yang lebih dari sekadar tubuh fisik, tetapi juga sebagai simbol dari sifat manusia yang cenderung berbuat dosa dan menjauh dari Tuhan. Mereka yang hidup menurut daging cenderung memikirkan kepuasan diri, nafsu, dan segala sesuatu yang bersifat sementara serta terpisah dari Allah. Orang yang hidup menurut Roh dipimpin dan diarahkan oleh Roh Kudus dan memikirkan hal-hal yang sesuai dengan kehendak Allah, seperti kebenaran, kasih, kedamaian, dan kekudusan. Keinginan daging mengarah pada maut, tetapi hidup di dalam Roh membawa pada kehidupan kekal.

Teens, pikiran kita melahirkan tindakan. Belajarlah sejak sekarang untuk memikirkan hal-hal yang benar, baik, mulia, dan kudus karena semua itu akan mendasari setiap perbuatanmu. Jangan isi pikiranmu dengan hal-hal yang sesat dan sia-sia. Periksalah: apa yang kamu pikirkan?