2 Korintus 5:17-21

Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka.
(2Kor. 5:19)

Umumnya, film-film bergenre action memiliki plot cerita yang didasarkan pada motif balas dendam. Film diawali dengan cerita singkat mengenai pembunuhan anggota keluarga, entah suami, istri, atau anak. Pembunuhan itu disaksikan oleh anggota keluarga lain yang selamat, yang kemudian hari melatih diri untuk membalaskan dendamnya. Meski demikian, terkadang poin utamanya bukanlah tentang berhasilnya aksi balas dendam tersebut, melainkan keberhasilan mengontrol diri dan justru membatalkan aksi tersebut.

Dalam masa pelayanan-Nya, Yesus pun mengalami hal seperti itu. Ia diremehkan, dianggap penyesat, dituduh melanggar Taurat, dan sebagainya. Bahkan, segala kebaikan yang Ia lakukan tidak dapat meredam segala celaan atas diri-Nya. Semua itu disaksikan oleh para murid-Nya dan bahkan generasi berikutnya. Pernyataan Paulus yang berbunyi, “Dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka” menegaskan bahwa bagi Yesus tidak ada dendam atas semua perbuatan jahat orang-orang di sekitarnya. Bukannya membalas dendam, Yesus malah mengampuni mereka dan tetap menjalankan tugas-Nya menjadi pembawa damai bagi dunia.

Youth, kejahatan tidak akan pernah berakhir bila dibalas dengan kejahatan pula. Balas dendam tidak pernah membawa kebaikan apa pun. Meskipun kita sungguh terluka atas perbuatan orang lain, balas dendam bukanlah pilihan untuk menyelesaikan masalah. Mari kita mengontrol diri dan bertindak bijaksana dalam mencari jalan keluar untuk menyelesaikan masalah. Janganlah membalas dendam.

1. Mengapa Yesus tidak dendam terhadap orang-orang yangjahat kepada-Nya?
2. Apa yang membuat kita tidak mudah memiliki rasa dendam?

Pokok Doa: Memiliki kebesaran hati untuk tidak dendam.